TUGAS 3 :
Studi Kasus: Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja di
Perusahaan JKL di Indonesia
Latar Belakang Perusahaan:
Perusahaan JKL adalah perusahaan manufaktur yang
beroperasi di Indonesia. Perusahaan ini memiliki sejumlah divisi, termasuk
produksi, pemasaran, dan penelitian dan pengembangan. Karena kompetisi yang
ketat dalam industri ini, perusahaan ini sadar akan pentingnya memiliki
kepemimpinan yang kuat dan karyawan yang puas.
Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja:
Gaya Kepemimpinan:
Perusahaan JKL menerapkan gaya kepemimpinan
demokratis di mana ide dan masukan dari karyawan diterima dengan baik. Ini
menciptakan iklim kerja yang kolaboratif dan berdaya.
Partisipasi Karyawan:
Perusahaan mendorong partisipasi aktif karyawan dalam
pengambilan keputusan dan memberikan mereka tanggung jawab lebih besar dalam
proyek-proyek.
Dukungan dan Penghargaan:
Manajer di perusahaan ini secara teratur memberikan
penghargaan dan pengakuan kepada karyawan yang berprestasi, baik dalam bentuk
materi maupun non-materi.
Fleksibilitas dan Keseimbangan Kerja:
Perusahaan ini memberikan fleksibilitas dalam jam
kerja dan mendorong keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Pengembangan Karir:
Perusahaan memiliki program pengembangan karir yang
membantu karyawan untuk merencanakan dan mencapai tujuan karir mereka.
PERTANYAAN
Jelaskan bagaimana gaya kepemimpinan dan
praktik-praktik kepuasan kerja di Perusahaan JKL berdampak pada kinerja dan
budaya kerja organisasi !
PENYELESAIAN TUGAS :
Menurut
Robbins dan Judge (2015:249) pemimpin adalah orang yang mempunyai tugas untuk
mengarahkan dan membimbing bawahan dan mampu memperoleh dukungan bawahan
sehingga dapat menggerakkan bawahan ke arah pencapaian tujuan organisasi.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok menuju
pencapaian sebuah visi atau tujuan yang ditetapkan.
Kepemimpinan
merupakan suatu proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan seorang
pemimpin akan mempengaruhi kondisi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan
yang dapat mengakibatkan peningkatan kinerja dan sebaliknya dapat menyebabkan
penurunan kinerja, jika penerapannya tidak disesuaikan dengan kondisi perilaku
kerja dari para anggota organisasi.
Faktor-faktor
lain yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah budaya organisasi. Budaya
organisasi merupakan pola asumsi dasar yang dianggap sah dan yang diajarkan
kepada anggota baru sebagai cara untuk memahami, berpikir dan merasakan sebagai
bagian dari organisasi.
Budaya
organisasi mengacu pada sistem bersama, makna bersama oleh anggota-anggota yang
membedakan organisasi dari organisasi lain. Budaya organisasi adalah
sistem nilai, keyakinan dan perilaku bersama antar karyawan. Budaya organisasi
adalah semua keyakinan, perasaan, perilaku dan simbol-simbol yang mencirikan
suatu organisasi. Secara lebih spesifik budaya organisasi dirumuskan sebagai
saling berbagi pandangan, cita-cita, keyakinan, perasaan, prinsip-prinsip,
harapan, sikap, norma dan nilai-nilai dari semua anggota organisasi.
Hasil
Penelitian menggambarkan pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi
terhadap kepuasan kerja :
(1) Gaya
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin baik gaya kepemimpinan maka semakin tinggi
tingkat kepuasan kerja yang diperoleh karyawan.
(2)
Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik budaya organisasi maka semakin
tinggi tingkat kepuasan kerja yang diperoleh karyawan.
Berdasarkan
hasil maka untuk meningkatkan kepuasan kerja, maka harus memperhatikan variabel
gaya kepemimpinan dan variabel budaya organisasi. Hal ini menunjukkan jika gaya
kepemimpinan dirasakan karyawan baik dan budaya organiasasi yang baik pula,
maka akan menciptakan kepuasan kerja pada karyawan, serta untuk meningkatkan
kepuasan kerja karyawan yang perlu diperhatikan yaitu pemimpin harus memberikan
arahan kepada karyawan agar karyawan dapat bekerja dengan optimal, sehingga
kinerja karyawan meningkat, hubungan yang terjalin antara pimpinan dengan
karyawan perlu ditingkatkan agar terciptanya kepuasan kerja pada karyawan dan
pimpinan perlu memberi kebebasan kepada karyawan untuk mengutarakan
pendapatnya, maka akan terciptanya kepuasan kerja pada karyawan.
Seorang
pemimpin harus mampu mengayomi dan memberi arahan kepada bawahannya untuk
menjalankan jobdes sesuai dengan tujuan perusahaan. Pemimpin yang mampu
mengayomi adalah pemimpin yang mampu mendengar saran dan masukan dari
karyawannya terkait dalam upaya kemajuan perusahaan. Karyawan harus diberikan
hak yang sama dalam menyampaikan pendapatnya, keluahan-keluhan dan permasalahan
yang dihadapi dalam bekerja, sehingga karyawan akan merasa nyaman dan tingkat
kepuasan kerja karyawan juga akan meningkat. Peningkatan kepuasan karyawan
dalam bekerja dapat memicu kinerja yang lebih baik dan lebih efisien
SUMBER
MENJAWAB :
- Psikologi Industri dan Organisasi; Irma Adnan; ADBI4410; Universitas
Terbuka; Cetakan Kedua