SOAL TAP ILMU ADMINISTRASI BISNIS (ADBI4500) / 15 AGUSTUS 2020

 


DEA VALENCIA DIBALIK JAHITAN "BATIK KULTUR"

Tanggal 23 Maret 2019 tidak akan terlupakan bagi Dea Valencia. Saat itu, untuk pertama kalinya, Dea mempersembahkan peragaan busana Batik Kultur hasil kerja keras rekan-rekannya para pekerja difabel dan nondifabel. Bertempat di Kaca Coffe & Eatery, Sudirman Jakarta Pusat, Dea mentyuguhkan Tema "Behind The Seams" (Dibalik Jahitan) sekaligus menandai pembukaan gerai Batik Kultur di Jakarta yang terletak di Kaca Coffe & Eatery tersebut.

Kehadiran Perempuan kelahiran Semarang, 14 Februari 1994, di Industri fashion sejak awal memang sudha menarik perhatian. Ketika mengembangkan Batik Kultur delapan tahun lalu, saat masih berusia 17 tahun Dea sudah mencuri perhatian dengan pilihan desain batik yang unik : hanya memberikan aksen pada kain bersiluet sederhana melalui penempatan yang unik lukisan batik kupu-kupu, bunga-bunga, atau burung-burung agar tampilan keseluruhan tak tampak berat.

Dea mengatakan bahwa semua adalah proses panjang, dan saat ini Dea sudah sampai tahap memantapkan pekerjaan dengan berbagai idealisme yang sempat tertunda. Seperti Idealisme memperkerjakan kalangan disabilitas, baginya mmembutuhkan keyakinan besar bahwa mereka mampu. Ia berkeyakinan, para penyandang disabilitas pasti memiliki semangat juang yang tinggi melebihi dugaan banyak orang. "Semangat itu harus di akomodir agar mereka mau terus belajar", ujarnya (Catatan: difabel, disabilitas, atau keterbatasan diri dapat bersifat fisik, kognitif, mental, sensorik, emisional, perkembangan atau beberapa kombinasi dari ini).

Dea menceritakan, awal perkenalannya dengan kalangan disabilita dimulai tahu 2013 ketika ia berkunjung ke salah satu pemasok di daerah Ungaran, Jawa Tengah. Saat itu, Dea tergerak melibatkan mereka dalam pekerjaan, bukan untuk tugas seperti: Urusan administrasi, pasang aplikasi, dan pasang payet; melainkan untuk urusan menggambar batik dan menjahit.