TUGAS 3 :
Saudara Mahasiswa, setelah mengikuti inisiasi
serta diskusi 6 dan 7, serta diharapkan sudah berlatih dengan tes formatif
secara mandiri, kita akan mengevaluasi pengetahuan dan pemahaman saudara
terhadap Logika. Pahami soal berikut ini, berilah jawaban yang
komprehensif dan tepat. Perhitungkan waktu pengerjaan, jangan sampai melewati
batas yang telah ditetapkan!
1. Buatlah masing-masing satu contoh
oposisi kontrarik, subkontrarik, kontradiktorik, subalterna super-implikasi dan
subalernasi sub-implikasi!
2.Buatlah masing-masing satu contoh silogisme
beraturan Sub-Pre, Bis-Pre, Bis-Sub, dan Pre-Sub!
3.Carilah satu contoh penalaran tautologi!
PENYELESAIAN TUGAS 3 :
1. Buatlah masing-masing satu
contoh oposisi kontrarik, subkontrarik, kontradiktorik, subalterna
super-implikasi dan subalernasi sub-implikasi!
Penalaran posisi adalah pertentangan adalah dua
pernyataan dengan term yang sama, yang didefinisikan pertentangan antara dua
pernyataan atas dasar pengolahan term yang sama. Penyimpulan langsung adalah
suatu bentuk penarikan kesimpulan berupa hubungan dua pernyataan atas dasar
pengolahan term-term yang sama.
Dalam penyimpulan langsung, yang dimaksud
dengan pengolahan adalah analisis dari pernyataan semula dengan cara mengubah
antara kuantor universal dan eksistensial yang berhubungan dengan kuantitas
atau mengubah antara afirmasi dan negasi yang berhubungan dengan kualitas atau
menukar kedudukan antara dua hal sebagai subjek dan predikat.
Penalaran oposisi sebagai penyimpulan langsung merupakan
bentuk penyimpulan yang tidak membutuhkan perantara. Bentuk-bentuk penalaran
oposisi terbagi menjadi 4 macam, yaitu :
1. Oposisi
Kontrarik
Dirumuskan
:
Semua
S adalah P : Semua S bukan P
Contoh
:
a. Semua hewan mamalia berkaki empat
Semua
hewan mamalia tidak berkaki empat
2. Oposisi
Subkontrarik
Dirumuskan
:
Sebagian
S adalah P : Sebagian S bukan P
Contoh
:
a. Ada sebagian PNS yang disiplin
Ada
sebagian PNS yang tidak disiplin
b. Ada sebagian anak yang nakal
Ada
sebagian anak yang tidak nakal
3. Oposisi
Kontradiktorik
Dirumuskan
:
Semua
S adalah P >< Ada S yang bukan P
Semua
S bukan P >< Ada S yang P
Contoh
:
a. Semua bahasa asing sulit dipelajari
Ada
bahasa asing yang tidak sulit dipelajari
b. Semua makanan tradisional tidak enak
Ada
makanan tradisional yang enak
4. Oposisi
Subalternasi
a. Subimplikasi
Dirumuskan
:
Ada
S yang P : Semua S adalah P
Ada
S yang bukan P : Semua S bukan P
Contoh
:
·
Sebagian rakyat Indonesia hafal lagu kebangsaan
Semua rakyat Indonesia hafal lagu kebangsaan
·
Sebagian Dewan Perwakilan Rakyat tidak korupsi
Semua Dewan Perwakilan Rakyat tidak korupsi
b. Superimplikasi
Dirumuskan
:
Semua
S adalah P : Ada S yang P
Semua
S bukan P : Ada S yang bukan P
Contoh :
·
Semua orang kaya sombong
Sebagian orang kaya sombong
·
Semua wanita tidak ingin di poligami
Sebagian wanita tidak ingin dipoligami
2.Buatlah masing-masing satu
contoh silogisme beraturan Sub-Pre, Bis-Pre, Bis-Sub, dan Pre-Sub!
Silogisme beraturan adalah silogisme kategori
yang harus terdiri atas tiga term dan hal ini merupakan suatu prinsip.
Berdasarkan kedudukan term pembanding dan system konversi atau ditukar
kedudukannya sebagai subjek atau prediket, silogisme kategori ini ada empat bentuk
atau empat pola yang sebenarnya semua sama hingga cukup satu untuk mewakilinya
sebagai ikhtisar.
Dalam perbandingan dua proposisi sebagai premis
silogisme, kedudukan term pembanding atau term tengah dapat bertukar tempat,
yaitu dapat sebagai subjek dan dapat juga sebagai predikat, baik dalam premis
pertama atau premis mayor maupun dalam premis kedua atau premis minor.
a. Silogisme
Sub-Pre :
Suatu pola silogisme yang term pembandingnya dalam premis
pertama sebagai subjek dan dalam premis kedua sebagai prediket.
Polanya : M = P, S = M, Jadi S = P
Contoh :
1. Semua yang berbudaya adalah manusia
Semua
yang berakal budi berbudaya
Jadi,
Semua manusia berakal budi
(
( B = A ) ^ ( B = C ) ñ ( A = C )
2. Semua makhluk hidup bernafas dengan paru-paru
Sebagian
hewan adalah makhluk hidup
Jadi,
Sebagian yang bernafas dengan paru-paru adalah hewan
(
( B = A ) ^ ( C n B ) ñ ( A n C )
b. Silogisme
Bis-Pre :
Suatu pola silogisme yang term pembandingnya menjadi
prediket dalam kedua premis.
Polanya : P = M, S = M, Jadi S = P
Contoh :
1. Semua orang yang berjasa terhadap negara
adalah “pahlawan”
Soekarno
adalah “pahlawan”
Jadi,
Semua orang yang berjasa terhadap Negara adalah Soekarno
(
( A = B ) ^ ( C = B ) ñ ( A = C )
2. Semua Rakyat Indonesia adalah Warga Negara
Indonesia
Sebagian
keturunan asing adalah warga Negara Indonesia
Jadi,
Sebagian Rakyat Indonesia adalah keturunan asing
(
( A = B ) ^ ( C n B ) ñ ( A n C )
c. Silogisme
Bis-Sub :
Suatu pola silogisme yang term pembandingnya menjadi
subjek dalam kedua premis
Polanya : M = P, M = S, Jadi S = P
Contoh :
1. Semua yang berbudaya adalah manusia
Semua
yang bebudaya berakal budi
Jadi,
Semua manusia berakal budi
(
( B = A ) ^ ( B = C ) ñ ( A = C )
2. Semua pahlawan adalah orang yang berjasa
terhadap negara
Sebagian
pahlawan adalah Rakyat Indonesia
Jadi,
Sebagian orang yang berjasa terhadap negara adalah Rakyat Indonesia
(
( B = A ) ^ ( B n C ) ñ ( A n C )
d. Silogisme
Pre-Sub :
Suatu pola silogisme yang term pembandingnya dalam premis
pertama sebagai prediket dan dalam premis kedua sebagai subjek
Polanya : P = M, M = S, Jadi S = P
Contoh :
1. Semua influenza adalah “penyakit”
Semua
“penyakit” adalah mengganggu kesehatan
Jadi,
Semua influenza mengganggu kesehatan
(
( A = B ) ^ ( B = C ) ñ ( A = C )
2. Semua pengacara adalah sarjana hukum
Sebagian
sarjana hukum adalah orang politik
Jadi,
Sebagian pengacara adalah orang politik
(
( A = B ) ^ ( B n C ) ñ ( A n C )
3.Carilah satu contoh penalaran
tautologi!
Tautologi adalah pengulangan gagasan, suatu pernyataan atau kata
yang berlebihan, dan terkadang tidak diperlukan. Contoh kalimatnya seperti
kata, kemubadziran, berlimpah-limpah, amat sangat murah, dan lainnya.
Majas tautologi adalah salah satu jenis majas atau gaya bahasa
yang menggunakan pengulangan kata atau pernyataan yang memiliki tujuan
untuk mempertegas kembali maksud atau dari kalimat ataupun pernyataan tersebut.
Pengulangan makna dalam majas tautologi bertujuan untuk
menegaskan sebuah gagasan di dalam kalimat, sehingga sebuah kalimat tersebut
tidak terlalu kaku.
Contoh Penalaran Tautologi :
“ Percayalah, kau akan selalu mendampingimu
dalam setiap kondisi, dalam suka duka, dalam bahagia maupun sedih, dan dalam
tawa maupun tangis. “
Penjelasan:
Pada kalimat contoh majas tautologi di atas
menunjukkan klausa yang kesemuanya memiliki makna yang sama, yaitu berupa janji
seseorang untuk selalu ada dan membersamai dalam setiap keadaan.
Suka-duka, tawa-tangis, dan bahagia-sedih
adalah penegas dari janji yang diucapkan tersebut.
Sumber Berpendapat :
- BMP ISIP4211; EDISI 2; LOGIKA; NOOR
MUHSIN BAKRY & SONJORURI BUDIANI TRISAKTI; UNIVERSITAS TERBUKA; 2017
- https://mamikos.com/info/contoh-majas-tautologi-pengertian-dan-ciri-cirinya-