TUGAS 2 :
Strategi
penciutan adalah strategi yang terpaksa diambil perusahaan karena kondisi
perusahaan yang memburuk. Terdapat dua jenis strategi penciutan yaitu strategi
berbenah diri (turn around) dan strategi divestasi.
Tugas
pembahasan:
- Jelaskan kapan
perusahaan harus mengambil strategi berbenah diri atau strategi divestasi!
- Jelaskan
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemilihan kedua strategi tersebut!
- Apabila PT. Juwen
Food yang berada dalam kondisi tidak efisien karena penggunaan mesin
produksi yang sudah tua serta adanya pandemi covid-19 yang berkepanjangan.
Analisislah:
- Strategi manakah
yang tepat diterapkan?
- Kemukakan alasan
Saudara!
Dalam pengerjaan Tugas 2 gunakan BMP ADBI4437 dan
materi pada Sesi 4 dan 5. Jika mengutip pendapat orang lain, jangan lupa untuk
mencantumkan sumbernya.
Tidak diperkenankan hanya mengcopy paste jawaban dari
internet. Lakukan restatemen atau paraphrasing.
Tugas 2 diupload dalam bentuk PDF atau Ms Word pada
forum Tugas 2 yang telah disediakan, tidak diperkenankan mengirim Tugas via
email. Perhatikan tenggat waktu pengerjaan Tugas 2, jangan sampai terlambat
upload Tugas.
Selamat
mengerjakan Tugas 2, semoga sukses.
PENYELESAIAN TUGAS 2 :
1. Jelaskan
kapan perusahaan harus mengambil strategi berbenah diri atau strategi
divestasi!
Strategi penciutan merupakan strategi yang tidak
populer. Istilah penciutan mengandung konotasi kegagalan. Mengenai strategi
ini, seolah-olah telah terjadi sesuatu yang salah atas pilihan strategi di masa
lalu. Gluck dan Jauch, membedakan strategi ini menjadi dua, yakni strategi
penciutan intern atau strategi berbenah diri (turnaround) dan strategi
penciutan ekstern atau strategi penarikan modal (divestasi).
Strategi berbenah diri diambil lebih karena
memperhatikan masalah efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan.
Sementara itu Strategi divestasi diambil perusahaan karena perusahaan mengalami
gagal berkembang dan tidak mempunyai prospek yang menggembirkan sehingga
pemilik dan pihak manajemen mengambil keputusan untuk segera meninggalkan
pasar.
2. Jelaskan
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemilihan kedua strategi tersebut!
Strategi Berbenah Diri :
Beberapa faktor tertentu menyebabkan suatu perusahaan
mengalami penurunan laba. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah terjadinya
resesi ekonomi, inefisiensi di bidang produksi, ataupun mungkin berbagai
langkah inovatif yang dilakukan oleh pihak pesaing. Dalam situasi perusahaan
seperti itu, para manajer puncak maih banyak yang berkeyakinan bahwa masih ada
kesempatan untuk memulihkan diri.
Strategi yang demikian dikenal sebagai strategi
berbenah-diri (turnaround). Langkah yang diambil biasanya diawali
melalui usaha penghematan yang dilakukan dengan berbagai cara, yaitu melakukan
reduksi biaya, reduksi aset, atau melakukan kombinasi diantara kedua cara. Penghematan melalui reduksi biaya misalnya
dengan cara pengurangan tenaga kerja melalui pensiun dipercepat, menyewa dan
bukan membeli peralatan, memperpanjang siklus usia mesin, menghilangkan
berbagai kegaiatan promosi, memutuskan hubungan kerja, menghapus salah satu
produk dari lini produk yang ada, dan membatasi pelayanan pada pelanggan yang
memberikan laba yang cukup. Sementra itu, penghematan melalui aset misalnya
dengan cara penjualan tanah, gedung, dan peralatan serta berbagai aktiva tetap
yang lain.
Strategi Divestasi :
Ketidakmampuan Manajemen dapat menyebabkan adanya
kegagalan dalam mengimplementasikan suatu strategi pembenahan perusahaan.
Manajemen tidak berhasil memperbaiki kinerja perusahaan agar kembali pada
formasi semula sehingga diharapkan kelak akan bisa berkembang. Kondisi yang
demikian menyebabkan pihak manajemen dan pemiliki terpaksa harus menelan sebuah
pilihan yang cukup menyedihkan, yakni melakukan divestasi: keluar dari pasar.
Keputusan yang demikian bisa juga terjadi walau tanpa harus menunggu proses
pembenahan. Ketika perusahaan gagal berkembang dan tidak mempunyai prospek yang
menggembirakan, sang pemilik bersama pihak manajemen bisa secara langsung
mengambil suatu keputusan segera meninggalkan pasar.
Seringkali ada faktor kegagalan dalam melakukan usaha
diversifikasi, terutama diversifikasi konglomerasi. Pemilik dan pihak manajemen
memiliki ambisi untuk menguasai berbagai macam kegiatan bisnis. Perhitungan
yang kurang cermat menyebabkan kegagalan usaha konglomerasi yang sering
ditempuh melalui akuisisi. Sering pula dianggapo strategi divestasi merupakan
dampak dari adanya akuisisi.
Terdapat banyak alasan pemilik perusahaan melakukan
divestasi. Faktor utama yang menyebabkan pihak manajemen terpaksa memilih
menarik operasi unit usaha strategis dan keluar dari pasar antara lain adalah
rendahnya tingkat kinerja perusahaan yangb tercermin dalam pencapaian sasaran
laba atau return on investment yang telah dipatok perusahaan. Lebih
buruk lagi jika posisi strategis perusahaan semakin lemah dari segi kondisi
keuangan. Alasan yang lain adalah ketidaksesuaian antara perusahaan yang
diakuisisi dan perusahaan induk yang membelinya. Ketidaksesuaian ini
menyebabkan sulitnya untuk melakukan integrasi. Berbagai kebutuhan dana yang
diperlukan koorporasi untuk mengoptimalkan usaha membawa risiko pada biaya
modal. Kadang-kadang adanya tindakan antitrust pemerintah karena suatu
perusahaan dianggap melakukan praktik
monopoli atau secara tidak sehat mendominasi suatu pasar tertentu.
3. Apabila PT. Juwen Food yang berada dalam
kondisi tidak efisien karena penggunaan mesin produksi yang sudah tua serta
adanya pandemi covid-19 yang berkepanjangan. Analisislah:
- Strategi manakah
yang tepat diterapkan?
- Kemukakan alasan
Saudara!
ü Strategi yang tepat diterapkan oleh PT. Juwen Food
dalam menyikapi kondisi perusahaan dengan kondisi tidak efisien tidak efisien
karena penggunaan mesin produksi yang sudah tua serta kondisi adanya pandemi
covid-19 yang berkepanjangan adalah Strategi Penciutan Intern atau Strategi
Pembenahan Diri (Turn Around)
ü Pemilihan Strategi Berbenah Diri oleh PT. Juwen
Food dalam menghadapi dua kondisi tersebut pada soal adalah Pihak manajemen
dapat melakukan pengurangan aset perusahaan, khususnya aset yang tidak lagi memiliki
peran yang signifikan dalam operasi perusahaan. Aset yang demikian hanya akan
banyak menimbulkan biaya. Aset tersebut tidak berada dalam arus operasi yang
mendatangkan pendapatan dan justru memiliki biaya pemeliharaan yang tinggi.
Sementara dalam menyikapi pandemi covid-19 yang
berkepanjangan, perusahaan dalam menyikapi lesunya produktivitas perusahaan
adalah dengan mengadakan strategi berbenah diri ini dimulai dengan mengadakan
penghematan yang dilakukan dengan berbagai cara diantaranya mengadakan reduksi
biaya, reduksi aset, menyewa dan bukan membeli peralatan, menghilangkan
berbagai kegiatan promosi, dan sebagainya.
Sumber Pustaka : Hamid, Djamhur & Zainul
Arifin. (2022). Kebijakan Bisnis. Jakarta : Universitas Terbuka