TUGAS
1 :
Silakan Anda kerjakan tugas
berikut ini:
- Term pada
hakikatnya terbagi menjadi banyak jenis, sebut dan jelaskan 3 dari macam
term tersebut sertakan juga contohnya!
- Jelaskan dan
berikan contoh bentuk sesat pikir (logical fallacy)! Bagaimana agar terhindar
dari logical fallacy!
PENDAPAT
DISKUSI :
1. Term pada hakikatnya terbagi menjadi
banyak jenis, sebut dan jelaskan 3 dari macam term tersebut sertakan juga
contohnya!
1. TERM BERDASARKAN KONOTASI
Berdasarkan konotasi term atau isi yang dikandung oleh
term itu maka dapat dibedakan antara term konkret dan term
abstrak. Disamping itu, keduanya ada yang berada dalam lingkungan
hakikat dan ada yang berada dalam lingkungan sifat. Term konkret dan Term
Abstrak ini hanya dijumpai dalam perbincangan sehari-hari maupun dalam bidang
ilmu.
Dalam logika perlu diperhatikan bagaimana memandang
suatu realitas dengan menggunakan term yang mengandung konsep konkret dan term
yang mengandung konsep abstrak. Suatu realitas merupakan keseluruhan, realitas
berdiri sebagai subjek dan mempunyai berbagai sifat.
Dari uraian diatas dapatlah dinyatakan bahwa secara
garis besar konotasi term dapat dibedakan antara lingkungan hakikat dan
lingkungan sifat atau term yang masuk hakikat dan term yang masuk sifat, yang masing-masing
juga terdiri atas term konkret dan term abstrak sehingga uraian tentang
term-term ini dapat dijelaskan ada empat hal, yaitu hakikat abstrak, hakikat
konkret, sifat abstrak, dan sifat konkret, yang masing-masing diuraikan sebagai
berikut :
1. Lingkungan hakikat; yaitu
term yang mempunyai persamaan satuan dalam suatu makna tanpa ada perbedaan
tingkatan menurut hakikatnya, misalnya "manusia". Pengertian manusia
ini baik yang berkulit putih maupun hitam sama dalam arti kemanusiaannya. Term
dalam lingkungan hakikat ada dua macam yaitu sebagai berikut :
a. Hakikat konkret; yaitu
menunjuk ke "hal" nya suatu kenyataan atau apa saja yang berkualitas,
seperti bentuk, berat, rupa dan bereksistensi, seperti waktu tertentu, tempat
tertentu, mempunyai hubungan dengan objek lain, misalnya manusia, kera.
b. Hakikat abstrak; menyatakan
suatu kualitas yang tidak bereksistensi tertentu atau kualitas yang terlepas
dari eksistensi, misalnya kemanusiaan, kebenaran.
2. Lingkungan sifat; yaitu
term yang didalam halnya itu ada perbedaan tingkatan, misalnya
"berbadan", arti yang dikandung dalam term ini terdapat suatu
perbedaan kekuatan dan kelemahan, yaitu berbadannya manusia lain dengan
berbadannya binatang, tumnuh-tumbuhan, dan lain pula dengan berbadannya benda
mati. Term dalam lingkungan sifat ada dua macam yaitu sebagai berikut :
a. Sifat konkret; yaitu
menunjuk pen"sifatan"nya suatu kenyataan atau apa saja yang
berkualitas dan bereksistensi, misalnya berbadan, merah, persegi, berindera.
b. Sifat abstrak; yaitu menyatakan
persifatan yang terlepas dari eksistensi tertentu, misalnya kerasionalan,
kebijaksanaan.
2. TERM BERDASARKAN DENOTASI
Berdasarkan denotasi term, dapat dibedakan term yang
bersifat umum disebut term umum dan term yang bersifat khusus disebut dengan
term khusus.
1. Term Umum; yaitu dapat mencakup
keseluruhan hal-hal yang ditunjuk tiada terkecualinya. Term umum ini dibedakan
antara dua macam yaitu sebagai berikut :
a. Universal; Sifat umum yang
berlaku didalamnya tidak terbatas oleh ruang dan waktu, misalnya organisme,
manusia, kemanusiaan, mahasiswa, persatuan, hewan.
b. Kolektif; Sifat Umum yang
berlaku didalamnya menunjuk suatu kelompok tertentu sebagai kesatuan, misalnya
Rakyat Indonesia, Bangsa Cina, persatuan Indonesia, mahasiswa UGM, mahasiswa
indonesia.
2. Term Khusus; yaitu hanya menunjuk
sebagian dari keseluruhan sekurang-kurangnya satu bagian atau satu hal. Term
khusus juga dibedakan antara dua macam yaitu sebagai berikut :
a. Partikular; sifat khusus
yang berlaku didalamnya hanya menunjuk sebagian tidak tertentu dari suatu
keseluruhan, misalnya sebagian manusia, ada mahasiswa, sebagian yang dapat
hidup di air, beberapa pejabat pemerintah. Khusus partikular disebut
juga eksistensial.
b. Singular; sifat khusus yang
berlaku di dalamnya hanya menunjuk pada satu hal atau suatu himpunan ayang
mempunyai hanya satu anggota, misalnya presiden pertama Republik Indonesia,
seorang proklamator yang menjadi presiden. Khusus singular sering juga disebut
dengan individual.
3. TERM BERDASARKAN PREDIKAMEN
Predikamen yang
dimaksudkan ialah cara beradanya sesuatu. Dalam menghadapi sesuatu yang masih
asing dan ingin mengetahui lebih dalam lagi maka pertama yang perlu ditempuh
ialah mengadakan penguraian secara kategori. Hal ini merupakan proses penalaran
yang pertama-tama ke arah pembentukan konsep atau pengertian yang lengkap.
Penguraian secara kategori adalah pemerincian menurut
cara beradanya sesuatu, yang pembagiannya ada sepuluh kategori. Sepuluh
kategori ini merupakan pembagian term universal yang melingkupi keseluruhan
aspek sesuatu.
Perlu diketahui, term "ada" atau term
"yang ada" adalah term transendental yang terdasar, dan merupakan
term yang paling luas himpunannya tidak ada term yang lebih luas dari term
"yang ada". Term "ada" selanjutnya dibagi dalam dua macam,
yaitu sebagai berikut :
1. Ada yang tidak terbatas, yang mewujudkan sebuah
term, dan menunjuk suatu Realita yang Khas, yakni Tuhan.
2. Ada yang terbatas (atau adanya ciptaan), yang
mewujudkan genus pertama dan tertinggi, dapat dikatakan tentang banyak hal.
Ada yang terbatas menunjuk setiap "ada
yang tersusun dari ese dan esnsia".
Berkat ese-nyalah maka ada tadi berada. Ese menunjukkan prinsip eksistensi.
Berkat esensia-nyalah, sesuatu ada yang terbatas adalah "hanya sesuatu tertentu
itu": kucing, burung, manusia, dan lain-lain.
Setiap esensia yang terbatas terdiri atas sebuah ubsur
dasar yang disebut substansi predikamental dan sejumlah unsur
pelengkap yang disebut aksidensia fisik. Dengan istilah yang lain
sesuatu yang ada terbatas pasti ada unsur hakikat dan unsur sifat, dua unsur
ini berhubungan, hakikat tanpa sifat tidak akan ada, dan sifat tanpa hakikat
tidak akan terwujud sehingga dinyatakan :
Sesuatu yang ada (ada terbatas) pasti ada unsur
hakikat dan unsur sifat, atau menurut filsafat dinyatakan secara singkat
terdiri atas substansi dan aksidensia.
Dengan dasar urain tersebut, pembagian sepuluh
kategori atau predikamen yang dimaksudkan di atas dan menunjukkan cara
beradanya yang paling umum, dibedakan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut :
1. Predikamen substansi; yakni
hakikat zat terdapat dalam diri yang dapat berdiri sendiri.
2. Predikamen aksidensia; yakni
peserta zat sebagai pemberi bentuk yang tidak dapat berdiri sendiri.
Penjelasan predikamen substansi dan predikamen
aksidensia pembagiannya secara terperinci adalah sebagai berikut :
1. Predikamen substansi; Predikamen substansi
merupakan hakikat zat, yang dijelaskan sebagai berikut.
Substansi; hakikat sesuatu yang adanya terdapat di
dalam diri sendiri sebagai pendukung sifat-sifat. Termasuk predikamen
"substansi" ialah : manusia, hewan, pohon, yaitu semua pengertian
atau predikat, yang dinyatakan dalam kata yang dalam gramatika umumnya disebut
kata-kata substantif.
2. Predikamen aksidensia; Predikamen aksidensia
merupakan kumpulan sifat zat, yang ada sembilan sifat, yang dijelaskan
sebagai berikut.
a. Kuantitas; besaran atas
sekian banyak hal ataupun satu diri yang mempunyai besaran, seperti besar,
kecil, panjang, lebar, dalam, berat, dan sejenisnya.
b. Kualitas; sifat perwujudan
sebagai ciri atau tanda pengenal, seperti tangguh, panas, dingin, bagus, baik,
terpelajar, keras kepala, dan sejenisnya.
c. Aksi; hal yang dapat
memengaruhi sesuatu, dapat juga berupa perbuatan, seperti membangun, mengajar,
melahirkan, menekan, menetes, dan sejenisnya.
d. Pasi; akibat atau kesan
setelah dipengaruhi sesuatu, seperti dibangun, dilahirkan, mengerti, longsor,
banjir, bergelombang, dan sejenisnya.
e. Relasi; hubungan dengan
berbagai hal lain, seperti identik, majikan, hamba, guru, murid, bawahan,
bagian, keseluruhan, lebih besar, lebih kecil, dan sejenisnya.
f. Ruang; tempat yang
menyertai perwujudan dimana sesuatu itu ada, seperti di sini, di rumah, di
kamar, ruang terbuka, ruang hampa, dan sejenisnya.
g. Waktu; tempo yang menyertai
kapan sesuatu itu ada, seperti sekarang, kemarin, bulan depan, dan sejenisnya.
h. Posisi; kedudukan sesuatu dalam
lingkungan tertentu atau berada dalam suatu tempat tertentu, seperti berdiri,
berlutut, silang dunia, terjepit, dan sejenisnya.
i. Keadaan; kepunyaan khusus
menyertai kedudukan, seperti berpakaian, sehat walafiat, bahagia, berkeluarga,
dan sejenisnya.
2. Jelaskan dan berikan contoh bentuk sesat
pikir (logical fallacy)! Bagaimana agar terhindar dari logical fallacy!
Sesatpikir adalah kekeliruan dalam penalaran beryupa pembuatan
kesimpulan dengan langkah-langkah yang tidak sah karena melanggar kaidah-kaidah
logika maupun berupa perbincangan yang bercorak menyesatkan karena sengaja atau
tidak sengaja memasukkan hal-hal yang membuat kesimpulannya tidak sah.
Sesatpikir ini banyak sekali macamnya yang dibedakan menjadi dua kelompok
besar, yaitu sesatpikir formal (formal fallacies) dan sesatpikir
informal (informal fallacies). Sesatpikir informal ada dua macam kelompok,
yaitu sesatpikir pertalian dan sesatpikir
kemaknagandaan.
Menurut ahli, logika umumnya dibedakan tiga jenis sesatpikir,
yaitu sesatpikir formal (formal fallacies), sesatpikir verbal (verbal
fallacies), dan sesatpikir material (material fallacies)
1. Sesatpikir Formal
Sesatpikir formal adalah kekeliruan penalaran berdasarkan
bentuk atau sering disebut sesatpikir menurut logika (logical
fallacies). Sesatpikir ini banyak ragamnya, salah satu misalnya
"mengiyakan suatu pilihan dalam suatu susunanpikir pengatauan yang merangkum".
Susunanpikir pengatauan dapat merangkum yang disebut silogisme
disjungsi inklusif. Pangkal pikirnya berupa pernyataan pengatauan yang
dapat merangkum yang dirumuskan dalam bentuk p atau q, yang kemudian disusun
dalam susunanpikir sebagai berikut :
p atau q
dan, ternyata p
maka, kesimpulannya bukan q
Perbincangan dengan menggunakan cara seperti di atas tidak senantiasa
benar, misalnya :
Peserta kursus adalah mahasiswa atau guru,
Dan, ternyata mahasiswa yang kursus,
Berarti, dia bukan guru.
Penyimpulan seperti perbincangan di atas itu meragukan. Sesatpikir demikian
ini sering dilakukan orang sebab mirip dengan cara menetapkan salah satu bagian
kesimpulannya mengingkari.
2. Sesatpikir Verbal
Sesatpikir verbal adalah kekeliruan penalaran berdasarkan
kata-kata, yakni bertalian dengan penggunaan yang salah satau kemaknagandaan
dari sesuatu kata, dan dikenal juga sebagai sesatpikir arti kata
(semantic fallacies). Sesatpikir ini banyak ragamnya, salah satu misalnya
"susunanpikir terdiri atas empat konsep", Aturannya tiga konsep,
tetapi konsep pembandingnya bermaknaganda.
Dalam susunanpikir kategori atau silogisme kategori (categorical
syllogism) yang sah hanya terdiri tiga konsep, yaitu konsep sebagai
subjek, konsep sebagai predikat, dan konsep tengah yang menjembatani subjek dan
predikat tersebut menjadi kesimpulan. Sesatpikir empat konsep ini biasanya
terjadi karena dipergunakan konsep yang bermaknaganda bagi konsep tengahnya,
misalnya:
Semua rumah mempunyai halaman
Modul logika ini mempunyai halaman
Maka, modul logika ini adalah rumah
Kata "halaman" yang berperan sebagai konsep tengah pada contoh di
atas bermaknaganda sehingga susunanpikir tersebut mengandung empat konsep,
yakni rumah, mempunyai halaman (pelataran), buku, dan mempunyai halaman
(pagina).
3. Sesatpikir Material
Sesatpikir material adalah kekeliruan penalaran berdasarkan
isi, yaitu menyangkut kenyataan-kenyataan yang sengaja atau tidak sengaja
disesatkan. Sesatpikir ini banyakl ragamnya, salah satu misalnya
"perumuman yang tergesa-gesa".
Sesaypikir ini terjadi dalam sesauatu perbincangan induksi karena membuat
umum sesuatu hal berdasarkan hal-hal khusus atau contoh-contoh yang terlampau
sedikit, misalnya:
setelah mengamati sekeranjang apel yang dijajakan di tepi
jalan dan melihat sekelompok apel di atas
cukup besar-besar,
Kemudian menyimpulkan bahwa setiap apel dalam keranjang itu
besar-besar.
Perumuman yang terlampau luas dari bahan yang ada dan jauh melampaui
lingkup bahan pembuktiannya, tergesa-gesa disimpulkan juga termasuk sesatpikir ini.
Penetapan sampel yang jumlahnya sabgat terbatas atau berdasar berita di
televisi, misal :
Kita melihat banyak anggota legislatif yang korupsi, kemudian
menyimpulkannya, Semua anggota
legislatif adalah korupsi.
Pemilihan sampel yang salah dalam statistik dapat juga menjadi sebab
terjadinya sesatpikir ini. Pernyataan, seperti "semua karyawan dan pejabat
adalah koruptor".
Bagaimana agar terhindar dari logical fallacy!
Cara untuk mengatasi atau menghindari logical fallacy
adalah kita harus memastikan bahwa kesalahan logika dapat melemahkan argumen.
Namun dengan syarat bagwa kita memiliki bukti untuk validasi informasi.
Maka dari itu, kita harus benar-benar memahami
terlebih dahulu apa yang akan disampaikan, mulai dari pengertian, alasan,
hingga bukti agar argumentasi kita relevan.
Selain itu, kita harus mengevaluasi terlebih dahulu
sebuah informasi yang didapatkan. Dengan mengevaluasinya dengan cara
memvalidasi informasi dapat membuat kita semakin yakin bahwa informasi tersebut
benar atau salah.
Sumber
Pustaka :
BMP
ISIP4211; EDISI 2; LOGIKA; NOOR MUHSIN BAKRY & SONJORURI BUDIANI TRISAKTI;
UNIVERSITAS TERBUKA; 2017