DISKUSI 3 TUTORIAL ONLINE KEWIRAUSAHAAN (ADBI4440)

 

DISKUSI 3 :

Banyak pihak berpendapat bahwa daya saing produk Indonesia umumnya masih cukup rendah di pasar dunia. 

Bagaimana menurut pendapat Anda terhadap pernyataan di atas?

Cobalah pendapat Anda dikaitkan dengan teori Keunggulan Bersaing dari Michael Porter.

Diskusikan dengan teman mahasiswa lainnya, berikan tanggapan terhadap pendapat teman lain dengan memberikan argumentasi yang ilmiah. Jangan takut salah dalam memberikan tanggapan, karena Anda masih dalam proses belajar.

Silakan diskusikan.



PENDAPAT DISKUSI 3 :

Daya saing produk Indonesia umumnya masih cukup rendah di pasar dunia ;

Harus diakui bahwa secara umum produk Indonesia umumnya memang masih cukup rendah daya saingnya di pasar dunia, terutama untuk produk-produk barang jadi. Banyak faktor yang membuat keadaan demikian terjadi, disamping pada pengelolaan dari barang baku sampai menjadi barang siap ekspor yang terkendala pada pengawasan kualitas dan mutu juga disebabkan harga barang ekspor Indonesia kalah bersaing dalam hal harga jual yang terkadang lebih mahal dibandingakan dengan barang sejenis dari negara lain. Selain itu rumitnya proses ekspor dan keimigrasian diyakini membuat barang ekspor Indonesia menjadi Barang berbiaya tinggi hingga sampai di pasaran Internasiona.

Dikaitkan dengan teori Keunggulan Bersaing dari Michael Porter ;

Michael Porter (1985) dalam Awwad (2013) menyatakan bahwa keunggulan bersaing (competitive advantage) adalah kemampuan yang diperoleh melalui karakteristik dan sumber daya suatu perusahaan untuk memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain pada industri atau pasar yang sama. Isu tentang keunggulan bersaing menjadi sangat popular setelah Porter mengembangan konsep tersebut. Keunggulan kompetitif berasal dari kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan kekuatan internalnya untuk merespon peluang lingkungan eksternal sambil menghindari ancaman eksternal dan kelemahan internal (Mooney, 2017). Keunggulan bersaing merupakan suatu proses dinamis bukan sekedar dilihat sebagai hasil akhir. Hal ini dikarenakan keunggulan bersaing berasal dari banyaknya aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan mendukung produknya. Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keunggulan bersaing merupakan suatu kondisi yang dimiliki perusahaan dimana melebihi pesaingnya.

 

Diungkapkan oleh Hana (2013) bahwa dalam lingkungan yang sangat kompetitif saat ini, tujuan setiap organisasi adalah mengalahkan persaingan dan memenangkan pelanggan baru. Individu yang merupakan pemegang pengetahuan untuk menghasilkan inovasi bagi perusahaan. Berkat kreativitas pribadi, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan mereka, dimungkinkan untuk menghasilkan gagasan inovatif baru yang akan membantu perusahaan mencapai keunggulan kompetitif. Sedangkan menurut Romero and Martinez-Roman (2012) terdapat faktor lainnya yang mendukung daya saing secara internal perusahaan yaitu faktor motivasi, keuangan, dan dukungan pimpinan perusahaan dalam membangun daya saing internal perusahaan. Sedangkan Noruzy et.al (2013) menyampaikan tentang kemampuan dalam inovasi perusahaan yang mampu menciptakan produk dan layanan terbaru, sehingga produk perusahaan diminati pasar. Ini artinya, daya saing perusahaan berakar dari kemampuan perusahaan yang terus dikembangkan oleh sumber daya internal yang meliputi dukungan pimpinan perusahaan, kekuatan finansial, motivasi internal untuk mengembangkan kekuatan, dan inovasi yang terus diciptakan dan memiliki daya saing di pasar.

Selain itu diungkapkan oleh (Porter, 1987) dalam Simbolon et.al (2015) bahwa sebuah keunggulan kompetitif ada kalau terdapat keserasian antara kompetensi yang membedakan dari sebuah perusahaan dan faktor-faktor kritis untuk meraih sukses dalam industri yang menyebabkan perusahaan tadi mempunyai prestasi yang jauh lebih baik daripada para pesaingnya. Terdapat dua cara dasar untuk mencapai keunggulan bersaing. Pertama, keunggulan ini dapat dicapai saat sebuah perusahaan melakukan strategi biaya rendah yang membuatnya mampu menawarkan produk dengan harga yang lebih rendah dibandingkan para pesaingnya. Kedua, dengan strategi diferensiasi produk, sehingga pelanggan menganggap memperoleh manfaat unik yang sesuai dengan harga yang cukup (premium price). (Berbagai Sumber)

 

 

Sumber :

Raharja, Jaja, Sam’u, dan Ratih Purbasari (2022). Kewirausahaan. Jakarta : Universitas Terbuka

https://bbs.binus.ac.id/gbm/2019/02/26/competitive-advantage/#:~:text=Michael%20Porter%20(1985)%20dalam%20Awwad,industri%20atau%20pasar%20yang%20sama.