TUGAS 1
Pada Tugas 1 ini buatlah tulisan tentang (1) Ide, Konsep dan Term; atau (2) Sesat Pikir, pilih salah satu topik tersebut, nomor (1) atau (2).
Tulisan dibuat minimal 2 halaman HVS, 1,5 spasi, font Arial 11, cantumkan rujukannya, dan diupload di tempat yang sudah disediakan paling lambat dua minggu setelah sesi 3 dimulai.
Selamat mengerjakan.
Salam,
Tutor
PENYELESAIN TUGAS 1 :
~ SESAT PIKIR ~
Ilmu logika merupakan ilmu yang mempelajari
tentang dasar-dasar atau metode-metode berpikir dengan benar. Kata logika sudah
ada sejak zaman filosof Yunani
Kuno Socrates dan Plato.
Selain itu, pada masa Aristoteles,
ilmu logika sudah dicetuskan sebagai ilmu yang tertuang dalam karya Aristoteles
Organon yang terdiri dari :
-
Mengenai pengertian-pengertian (Categorie)
-
Mengenai keputusan-keputusan (De Interpretatiae)
-
Mengenai silogisme (Analiticia Posteriora)
-
Mengenai berdebat (Topika)
-
Mengenai kesalahan-kesalahan berpikir
(De Sophisticis Elenchis)
Sesuai dengan berkembangnya zaman, Ilmu logika
kemudian berkembang pada masa zaman keemasan Islam Dinasti Abbasiyah dengan
bekembangnya ilmu pengetahuan. Pada masa ini, banyak intelektual Islam yang
menerjemahkan buku-buku Ilmu pengetahuan dari berbagai bahasa. Contohnya
seperti teks-teks bahasa Yunani, karya-karya filosof Yunani yang diterjemahkan
ke dalam bahasa Arab.
Ilmu logika dalam Islam dikenal dengan sebutan “matiq”
(nataqa-yantiqu-mantatiqan, pikiran atau logika). Pada tahun 142 Hijriah, Ibnu Muqaffa’ adalah orang yang
pertama kali menulis mantiq.
Pengertian dan tujuan Ilmu logika dan ilmu
mantiq memiliki kesamaan, yaitu suatu ilmu yang membahas tentang kaidah-kaidah
atau cara berpikir yang benar sehingga dapat mengambil kesimpulan yang benar.
Untuk itu, ilmu ini merupakan dasar atau alat untuk menjaga dari kesalahan
berpikir.
Ada yang membedakan dari
kedua ilmu ini, yaitu ilmu logika bersumber dari filsafat Yunani yang
dipelopori oleh Aristoteles, sedangkan ilmu mantiq bersumber dari Islam dan
disiplin-disiplin ilmu keislaman.
Setelah mengetahui apa itu ilmu logika sekarang kita akan membahas
tentang “Sesat Pikir”. Kadang dalam berpikir kira seringkali sesat, sehingga merusak nalar atau argumen dalam membuat kesimpulan.
Sesat pikir adalah
proses penalaran atau argumensi yang sebenarnya tidak logis, salah arah dan
menyesatkan disebabkan karena pemaksaan prinsip-prispip logika tanpa
memperhatikan relevansinya. Sesat pikir biasanya terjadi karena kekeliruan
dalam menalar atau berargumen dan keyakinan yang salah walau kurang data.
Contoh sesat pikir karena kurang data adalah sebagai berikut :
Rudi adalah seorang Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kabupaten Suka Maju sejak
tahun 2011. Gaji seorang anggota DPR adalah 5 juta perbulan. Pada tahun 2015,
Rudi telah memiliki rumah mewah seharga 200 juta. Kesimpulannya Rudi adalah
seorang koruptor.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering keliru dalam berpendapat
atau berargumen yang disebabkan karena argumen tersebut membuat premis yang
tidak berhubungan dengan kesimpulan yang mau dicari. Contoh, premis 1 : Nyamuk
dapat terbang, premis 2 : Burung dapat terbang, kesimpulan : Nyamuk dan burung
adalah sama.
Ada
Ada dua argumen salah yang sering digunakan dalam bernalar,
kedua argumen tersebut yaitu : kekeliruan relevansi dan ambiguitas penalaran.
Kekeliruan relevansi merupakan argumen keliru namun tetap diterima umum dan
tidak merasa bahwa mereka tertipu.
Dalam
sesat pikir ada 13
jenis kekeliruan relevansi. Salah satu kekeliruan relevansi adalah jenis
argumentum ad Hominem, yaitu sebuah argumen yang diarahkan menyerang langsung
manusianya, seperti melecehkan, antipati pada orang yang memberi pertanyaan dan
lain sebagainya.
Contoh
: Kepala Desa Sekar Indah, Bapak Cipto mengimbau kepada seluruh
masyarakat daerah untuk menjaga persatuan dan persaudaraan dalam kontestasi
politik. Kemudian ada pihak lain yang mengatakan juga kepada seluruh masyarakat
untuk tidak mendengarkan apa yang Bapak Cipto katakan, karena katanya Bapak
Cipto adalah orang yang sombong dan arogan. Argumen tersebut disebut dengan
istilah Fallacy of Abusing atau dengan kata lain kekeliruan karena menyerang
pribadi. Kekeliruan itu terjadi karena menolak argumen yang dikemukakan seseorang
dengan menyerang pribadinya.
Beberapa contoh diatas merupakan sesat pikir yang disebabkan oleh
pemaksaan prinsip-prinsip logika atau gagal dalam berargumen. Untuk itu, agar
kita terhindar dari sesat pikir, kita perlu mengetahui makna dan definisi
bahasa dari setiap kalimat serta perlunya wawasan yang luas. Karena sesat pikir
juga bisa datang dari diri sendiri, memaksakan membenarkan argumen
masing-masing walaupun argumen tersebut tidak benar adanya.
Dengan
adanya akal inilah kita sebagai manusia dapat berpikir
dengan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya. Namun, masih banyak pula manusia yang
berpikir tidak menggunakan akal sehat sehingga menyalahi aturan berpikir dan
berada dalam sesat pikir yang bisa membahayakan bagi dirinya sendiri dalam
berpikir.
Untuk
menghindari sesat pikir atau menghindari kekeliruan
berpikir, kita perlu mempelajari ilmu logika. Dengan mempelajari ilmu logika,
kita akan berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur
untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Ilmu ini menyampaikan
tentang berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka dan emosi. Karena ilmu
ini mendidik pikiran manusia tetap bersikap
obyektif, tegas dan berani.
Dengan
mempelajari ilmu logika ini, kita harusnya bisa
menghindari sesat pikir karena kekeliruan dalam bernalar yang disebabkan oleh
pemaksaan-pemaksaan prinsip logika. Maka dari itu, kita harus bersama-sama
menggunakan akal sehat untuk berpikir sehingga kita menghasilkan pikiran yang
benar dan bukan sesat pikir yang dibawa oleh orang-orang emosi dalam berpikir
yang menyalahi kaidah-kaidah dalam berpikir.
Sumber : Bakry,
Muhsin, Noor & Sonjoruri Budiani Trisakti. (2017). Logika. Jakarta :
Universitas Terbuka