Tugas.2
Kerjakanlah Tugas 2 berikut ini
1. Saudara mahasiswa cermatilah artikel di bawah ini.
Jelaskan mengapa pendidikan bagi anak perempuan masih kurang mendapat perhatian, kaitkan dengan pembahasan tentang sosialisasi gender
Pendidikan Anak Perempuan
Oleh A. Fatih Syuhud
Ditulis untuk Buletin El-Ukhuwah Ponpes Al-Khoirot Putri Malang
Apabila pendidikan anak secara umum harus mendapat perhatian penuh dari orang tua sejak lahir, maka pendidikan anak perempuan harus mendapat perhatian yang lebih khusus lagi. Hal itu karena anak perempuan adalah calon ibu. Banyak orang yang salah dan meremehkan peran ibu. Hal ini terjadi terutama di kalangan masyarakat pedesaan. Mereka menganggap pendidikan anak perempuan, baik formal atau nonformal, adalah tidak atau kurang penting. ٍMereka berfikir, setinggi apapun pendidikan seorang anak perempuan nantinya akan berakhir menjadi ibu rumah tangga.
Anggapan meremehkan seperti itu menunjukkan dua hal. Yaitu, bahwa pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dinilai sebagai sesuatu yang tidak penting. Dan bahwa segala sesuatu yang dilakukan di dalam rumah seakan bukanlah pekerjaan. Suatu pekerjaan baru dianggap terhormat kalau dilakukan di luar rumah, keluar pagi pulang sore dan mendapat gaji bulanan.
Itulah sebabnya, banyak orang tua lebih memprioritaskan pendidikan anak laki-lakinya. Sementara pendidikan untuk anak perempuan dilakukan secara sambil lalu sambil menunggu ada yang meminang. Dan begitu ada lelaki yang melamar, pendidikannya pun ditinggalkan. Walaupun saat itu sekolahnya baru tingkat SLTP atau baru masuk jenjang SLTA. Orang tua ingin cepat melihat anak perempuannya mentas alias cepat menikah agar beban orang tua segera lepas. Keadaan ini semakin diperparah dengan adanya mitos di sebagian daerah bahwa menolak lamaran pertama adalah pantangan karena akan berakibat nasib sial akan menimpa sang anak seperti akan kesulitan mendapat jodoh.
Semua anggapan yang salah kaprah di atas berasal dari satu hal: kurangnya pendidikan orang tua. Terutama, minimnya pendidikan ibu. Lemahnya level pendidikan atau minusnya wawasan keilmuan seorang ibu akan berdampak sangat besar pada sukses dan gagalnya pendidikan seorang anak. Padahal kesuksesan seorang pemuda adalah cermin dari kesuksesan pendidikan waktu kecil di rumah yang notabene sebagian besar berada di tangan ibu. Kalau kita membaca buku biografi tokoh-tokoh sukses tingkat nasional maupun dunia, umumnya kesuksesan mereka tidak lepas dari peran sang ibu. Presiden RI ke-3 B.J Habibie dan Presiden RI ke-4 menjadi orang besar karena hasil didikan ibu mereka masing-masing karena ayah mereka meninggal saat masih anak-anak. Presiden Amerika Serikat ke-44 Barack Hussein Obama dalam buku otobiografinya Dreams from My Father menjelaskan panjang lebar betapa besar peran ibu dan neneknya yang tak kenal lelah dalam mendidik dan membentuk kepribadian dan kesuksesan hidupnya sejak balita sampai dewasa.
Apabila Anda yang membaca tulisan ini adalah seorang ibu yang menikah di usia muda dan berpendidikan minim, tidaklah perlu sedih dan berputus asa. Karena kesuksesan mendidik anak tidak hanya terletak pada tingginya level pendidikan, tapi yang utama adalah tingginya level wawasan keilmuan. Khususnya, wawasan dalam bidang parenting (ilmu mendidik dan mengasuh anak). Selain itu, hal-hal berikut perlu dilakukan secara terus menerus:
Pertama, selalu banyak belajar dari siapa saja yang lebih berpengalaman. Mulai dari masalah mendidik anak, kesehatan, kepribadian, dan lain-lain.
Kedua, banyak membaca apa saja yang berguna. Termasuk membaca biografi tokoh-tokoh nasional dan dunia dan kisah-kisah sukses yang lain.
Ketiga, ibadah yang rajin baik fardhu maupun yang sunnah. Terutama shalat tahajud untuk mendoakan diri sendiri dan keluarga. Usaha dzahir yang maksimum baru sempurna apabila dilengkapi dengan usaha batin yang optimal pula. Sekaligus ini sebagai pendidikan keteladanan bagi anak.
https://www.fatihsyuhud.net/pendidikan-anak-perempuan/
2. Perilaku kolektif mengandung makna bahwa ada penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh suatu kelompok, dan ada beberapa faktor yang menunjang tersebarnya suatu perilaku kolektif di masyarakat
a. Carilah contoh perilaku kolektif yang sudah tersebar di masyarakat
b. Berdasarkan jawaban di atas, jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perilaku kolektif tersebut bisa tersebar.
Selamat mengerjakan
PENYELESAIAN :
1. Jelaskan mengapa pendidikan bagi anak perempuan masih kurang mendapat
perhatian, kaitkan dengan pembahasan tentang sosialisasi gender
Di sebagian
Masyarakat Indonesia masih terdapat suatu adat istiadat dan kebiasaan yang diantaranya
menempatkan perempuan sebagai kasta kedua dalam penggolongan berdasarkan jenis
kelamin. Anak Perempuan dianggap tidak dapat tampil sebagai penopang perubahan
kehidupan keluarga dibandingkan anak Laki-laki.
Pola pemikiran yang
masih kolot dan terbelakang ini berdampak besar juga dalam prioritas orang tua
untuk memberikan pendidik tinggi terutama pendidikan formal kepada anak-anak
mereka. Anak Laki-Laki lebih diandalkan untuk memperoleh pendidikan tinggi
karena dianggap akan membawa kebanggaan dan menaikan derajat dan kesejahteraan
keluarga walaupun nanti dirinya sudah berumah tangga. Sebaliknya dengan
perempuan walaupun berpendidikan tinggi jika sudah berkeluarga maka dirinya
adalah milik suaminya dan tidak bisa terlalu diharap mengangkat kesejahteraan
keluarga tanpa seizin sang suami.
2. Perilaku kolektif mengandung makna bahwa ada penyimpangan
perilaku yang dilakukan oleh suatu kelompok, dan ada beberapa faktor yang
menunjang tersebarnya suatu perilaku kolektif di masyarakat
a. Carilah contoh perilaku kolektif yang sudah tersebar di
masyarakat
PUBLIC OPINION
Adalah sekelompok
orang yang memiliki pendapat beda mengenai sesuatu hal dalam masyarakat. Dalam
opini publik ini antara kelompok masyarakat terjadi perbedaan pandangan /
perspektif.
Konflik bisa sangat
potensial terjadi pada masyarakat yang kurang memahami akan masalah yang
menjadi interes dalam masayarakat tersebut. Contoh adalah adanya perbedaan
pendangan antar masyarakat tentang hukuman mati, pemilu, penetapan
undang-undang tertentu, dan sebagainya. Bentuknya biasanya berupa informasi
yang beda, namun dalam kenyataannya bisa menjadi stimulator konflik dalam
masyarakat.
b. Berdasarkan jawaban di atas,
jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perilaku kolektif tersebut bisa
tersebar.
Faktor-Faktor yang
menyebabkan perilaku kolektif tersebut bisa tersebar umumnya didominasi oleh
akses media yang saat ini hampir tiada batas, baik media mainstream maupun
media yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenaran dari isinya.
Benar atau tidaknya
suatu berita disuatu media sangat menentukan gesekan-gesekan yang terjadi
dimasyrakat dalam beropini. Dua kubu berseberangan dalam ber opini terlihat lumrah terjadi dalam menyikapi suatu
permasalahan yang lagi hangat dan viral.
Bijak dalam bermedia
(sosial) saat ini sangat dituntut, perilaku cerdas untuk memeriksa kebenaran
terlebih dahulu sebelum membagikan kepada orang lain menunjukan kedewasaan
seseorang dalam berpendapat atau ber opini di depan publik.