DAFTAR ISI
MODUL 1 : PENGANTAR ISBD : ISBD DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN UMUM, SERTA LATAR BELAKANG DAN ARAH PENGEMBANGAN MBB-ISBD
MODUL 2 : MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
MODUL 3 : MANUSIA DAN PERADABAN
MODUL 4 : MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL
MODUL 5 : MULTIKULTURALISME DAN KESEDERAJATAN
MODUL 6 : MORALITAS DAN HUKUM
MODUL 7 : MANUSIA DAN TEKNOLOGI
MODUL 8 : MANUSIA DAN LINGKUNGAN
MODUL 9 : ISBD DALAM TANTANGAN GLOBALISASI
TINJAUAN MATA KULIAH :
Dalam rangka membentengi bangsa dari proses dekadensi moral, yang seringkali keterwujudannya tidak terasa, pemerintah merasa perlu untuk memberikan bekal kepada generasi muda bagaimana selayaknya berkehidupan bermasyarakat itu dilakukan.
Terkait dengan keeperluan ini maka diberikanlah mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) untuk tingkat perguruan tinggi.
Mata Kuliah ISBD merupakan mata kuliah lintas faakultas, Mata kuliah ini berisi mateeri tentang ISBD dalam perspekttif pendidikan umum serta latar belakang dan arah peengembangan MBB-ISBD, manusia sebagai makhluk budaya, manusia dan peradaban, manusia sebagai individu dan makhluk sosial, multikulturalisme dan kesederajatan, moralitas dan hukum, manusia dan teeknologi, manusia dan lingkungan, serta ISBD dalam tantangan globalisasi.
Tujuan dari diberikannya mata kuliah ini adalah untuk memperluas wawasan mahasiswa tentang fenomena sosial budaya yang ada dimasyarakat dan memberikan bekal bagaimana mahasiswa seharusnya berkehidupan bermasyarakat.
MODUL 1 :
PENGANTAR ISBD : ISBD DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN UMUM, SERTA LATAR BELAKANG DAN ARAH PENGEMBANGAN MBB-ISBD
KB 1 : HAKIKAT PENDIDIKAN
A. HAKIKAT PENDIDIKAN UMUM
Pendidikan secara sederhana didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan tereencana untuk membentuk dan mengeembangkan potensi diri seseorang/sekelompok orang (peeserta didik) untuk memiliki keekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keceerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang dipperlukan oleh dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negaranya.
Peendiddikan ddiiarahkan untuk mampu meenghasilkan manusia yang unggul secara inteelektual, anggun secara moral, kompeten dan menguasai iptek serta memiliki komitmeen tinggi untuk beerbagai peeran sosiial.
Tujuan dari Sistem Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan meengembangkan manusia Indonesia seeutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan Nasional adalah Pendidikan yang berakar kepada kebudayaaan bangsa Indoneesia dan berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945.
UU Sistem Pendidikan Nasional No 2 /1989; Sistem Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengeembangkan kemampuan serta meeningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indoneesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional.
Sistem Pendidikan Nasional menempatkan jenis-jenis pendidikan atas beberapa kategori, yaitu satuan pendiddikan, jalur peendidikan, jenis peendidikan, dan jenjang peendidikan.
Satuan Pendidikan; Melihat pada bagaimana kegiatan belajar mengajarr dilaksanakan. Saatuan Pendidikan terdiri atas :
1. Pendidikan didalam sekolah; yaitu pendidikan yang diselenggarakan disekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan
2. Pendidikan luar seekolah; yaitu peendidikan yang diselenggarakan diluar seekolah melalui kegiatan belajar meengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.
Pendidikan keluarga meerupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keeluarga yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan.
Jenis Pendidikan Nasional; terdiri tujuh jenis :
1. Pendidikan Umum; pendidikan yang meengutamakan perluasan ppeengetahuan dan peningkatan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa peendidikan.
2. Pendidikan Kejuruan; pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu
3. Pendidikan Luar Biasa; pendidikan yang khusus diselenggarakan untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental
4. Pendidikan Keedinasan; pendidikan yang berusaha meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan untuk pegawai atau calon pegawai suatu Departemen atau Lembaga Pemerintah Nondepartemen.
5. Pendidikan Keagamaan; pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan
6. Pendidikan Akademik; pendidikan yang diarahkan terutama pada peenguasaan ilmu peengetahuan
7. Pendidikan Profesional; pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu.
Jenjang Pendidikan Nasional : terdiri dari atas :
1. Pendidikan Prasekolah
2. Pendidikan Dasar
3. Pendidikan Menengah
4. Pendidikan Tinggi
Jenjang pendidikan luar sekolah terkait dengan jenjang pendidikan yang diselenggarakan diluar seekolah baik di lembaga pemerintah, nonpemerintah, maupun sektor swasta dan masyarakat.
Para pakar memaknai Pendidikan Umum; sebagai pendidikan nilai (value education). Sebagian lain menunjuk pendidikan umum sebagai peendidikan kepribadian (personality education), pendidikan karakter (character building), peendidikan kwarganegaraan, dan sebagainya.
Karenanya pendidikan umum selanjutnya diletakan sebagai pondasi bagi mahasiswa agar menjadi makhluk sosial dan budaya yang memiliki ilmu peengetahuan dan berwatak, beerprilaku serta memiliki tanggung jawab sosial dan budaya yang baik disepanjang hiduppnya.
Sistem Peendidikan Nasional meneetapkan kewajiban yang harus dijalankan oleh semua perguruan tinggi di Indonesia, yang dikenal dengan sebutan Tridarma Perguruan Tinggi; adalah bahwa setiap perguruan tinggi harus menjalankan misi pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
Untuk misi peendidikan, peerguruan tinggi harus mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan peersonal, kemampuan akademis dan kemampuan pofeesional.
Kemampuan Personal; dimaksudkan agar lulusan PT harus :
1. Memiliki komitmen yang tinggi pada nilai-nilai Ketuhanan, kemasyarakatan dan keebangsaan.
2. Memiliki sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan pribadi yang beriman dan beertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Memiliki pengetahuan, wawasan dan pandangan yang jauh kedepan.
4. Memiliki kepekaan dan tanggap terhadap masalah-masalah yang ada dalam keehidupan masyarakat.
Kemampuan Akademis; dimaksudkan agar lulusan PT memiliki :
1. Kemampuan berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan
2. Penguasaan terhadap peralatan analisa maupun beerrpikir loogis, kritis, sistematis dan analitis
3. Kemampuan konsepsional untuk mengindentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi
4. Kemampuan menawarkan berbagai alteernattiff pemmecahan masalah yang dihaddapi dalam keehidupan masyarakat
Kemampuan Profesional; mengharapkan agar mahasiswa lulusan PT mampu memiliki pengetahuan yang mendalam sebagai ahli dalam bidang profeesinya dan memiliki keterampilan yang tinggi dalam bidang pprrofesinya
Mengacu pada misi kemampuan personal dan akademik bagi mahasiswa, maka PT wajib membeekali peenddiddikan umum kepada mahasiswanya. Karena konsep pendidikan umum diletakan sebagai pondasi bagi mahasiswa agar dapat menjalani kehidupannya sebagai makhluk sosial dan budaya yang berilmu (memiliki ilmu pengetahuan) dan berwatak sosial yang leebih baik sepanjang hidupnya.
Dapat diartikan bahwa peendidikan umum adalah pondasi dari segaala sesuatu yang berkenaan dengan peendidikan dasar dan pengalaman di perguruan tinggi, meliputi : pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan nilai-nilai yang didapaatkan dari pelajaran komunikasi, matematika, ilmu pengetahuan sosial dan alam dan humanisme.
Pendidikan umum tidak dibatasi oleh disiplin ilmu dan (pendidikan umum) menghormati peerrtalian antar ilmu pengetahuan .
Pendidikan umum mengembangkan proses kognitif dalam cara berpikir (pengalasan) yang sangat diperlukan dalam proses belajar efektif dan mandiri.
Pendidikan umum menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk :
1. Dapat berpikir logis, kritis, dan kreatif
2. Dapat berkomunikasi secara efektif baik oral maupun menulis
3. Dapat membaca secara ekstensif dan berprespektif
4. Dapat menelusuri nilai moral dan estetik, relasi sosial, dan berpikir kritis dalam hal kemanusiaan
5. Dapat mengerti pentingnya institusi sosial, etika, dan norma/nilai, dan bagaimana individu-indiviidu mempengaruhi kejadian dan fungsi dalam institusi-institusi tersebut di dunia.
6. Dapat menghargai ekspresi kreatif dan estetik dan juga pengaruhnya/implikasinya pada individu dan budaya.
7. Dapat mengekspresikan, mendefinisikan, dan menelusuri secara logis pertanyaan-pertanyaan tentang segala sesuatu dalam/melalui matematika
8. Dapat menggunakan teknologi komputer untuk berkomunikasi dan menyelesaaikan masalah
9. Dapat mendapatkan fakta, konsep, dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan alam dan sosial, dalam menerapkan proses ilmiah dalam fenomena alam
10. Untuk dapat mengartikan pentingnya kesehatan dan nilai-nilai kehidupan manusia
11. Dapat memanifestasikan komitmen untuk belajar di sepanjang kehidupannya.
Kama Abdul Hakam; Pendidikan umum merupakan pendidikan yang harus diberikan pada setiap orang untuk setiap level pembelajaran dengan memberikan makna-makna esensial agar nilai, sikap dan pemahaman serta keterampilan seseorang sebagai pribadi dan anggota masyarakat yang bertanggung jawab serta sebagai warga negara yang demokratis dapat berkembang.
Makna-makna esensial yang diberikan dalam pendidikan umum adalah :
1. Makna symbolic; meliputi kemampuan memaknai simbol-simbol bahasa dan matematika, termasuk juga simbol-simbol dalam bahasa isyarat, makna simbol dalam upacara-upacara, tanda-tanda kebesaran dan lainnya
2. Makna empiries; artinya kemampuan untuk memaknai benda-benda (alam, hayati dan manusia) dengan mengembangkan kemampuan teoritik, konseptual, analitik, generalisasi berdasarkan fakta-fakta dan kenyataan yang dapat diamati.
3. Makna esthetics; meliputi kemampuan memaknai seni termasuk keindahan dan kehalusan serta keunikannya. Kemampuan memaknai ini juga termasuk kemampua memilih mana seni (baik karya seni, kesenian maupun kesusastraan) yang indah, yang halus dan yang unik.
4. Makna ethics; kemampuan membedakan dan memaknai yang baik dan buruk. Dengan kata lain, kemampuan mengeembangkan aspek moral, akhlak, perilaku yang luhur, tanggung jawab dan lainnya.
5. Makna synoptic; artinya kemampuan berpikir untuk membeedakan mana yang dan yang salah, juga kemampuan untuk berempati, simpati dan lainnya.
6. Makna synoptic; artinya kemampuan untuk memaknai agama, filsafat hidup dan hal-hal yang bernuansa spiritual, serta kemampuan memaknai sejarah.
Tujuan Pendidikan Umum; disampaikan Higher Education Cooperation adalah :
1. Mengembangkan pola tingkah laku seseorang untuk mengatur keehidupan pribadi dan bermasyarakat berdasarkan prinsip-prinsip etika yang sejalan dengan ide deemokrasi
2. Berpartisipasi secara aktif selaku warga negara yang terdidik dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah sosial ekonomi dan politik yang terjadi dalam masyarakat, negara dan bangsa.
3. Menyadari untuk saling ketergantungan sebagai bagian dari masyarakat dunia dan bertanggungjawab sebagai pribadi untuk menggalang pengertian dan perdamaian antarbangsa.
4. Memahami fenomena lingkungan alam di mana seseorang membiasakan berpikir ilmiah, baik dalam menghadapi masalah pribadi maupun masyarakat serta menghargai implikasi hasil penemuan ilmiah untuk kesejahteraan manusia.
5. Memahami ide-ide orang lain dan menyampaikan ide-ide sendiri secara efektif
6. Menjaga emosi seecara serasi dan memuaskan untuk keseimbangan dalam masyarakat
7. Memelihara dan meningkatkan keseehatan seendiri dan bekerja sama secara efektif dan cerdas dalam memecahkan masalah-masalah kesehatan masyarakat
8. Memahami dan menikmati kesusastraan, seni lukis, musik dan hasil-hasil kebudayaan lainnya sebagai ekspresi peengalaman pribadi maupun masyarakat dan berperan serta dalam batas-batass tertentu dalam kegiatan krreatif
9. Mencari dan mengenali ilmu pengeetahuan serta sikap seebagai dasar kehidupan keluarga yang lebih berbahagia dan memuaskan
10. Memilih peekerjaan yang leebih beerguna seecara sosial dan leebih meemuasskan secara prribadi yang memungkinkan menyalurkannya dengan peenuh minat sesuai dengan kemampuan
11. Mencari dan menggunakan keterampilan serta terbiasa menggunakan pikiran yang kritis dan konstruktif.
Raven, Bell, dan Conant; Tujuan Pendidikan umum adalah untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial.
Nilai-nilai sosial berfungsi sebagai acuan bertingkah laku terhadap sesama, seehingga dapat diterima di masyarakat.
Keeterampilan sosial mempunyai fungsi sebagai sarana untuk memperoleh hubungan yang baik dalam beinteeraksi dengan orang lain.
Pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial merupakan hal yang harus dicapai pendidikan umum, sebab anak didik merupakan makhluk sosial yang akan hidup di masyarakat.
Nilai--nilai sosial mempunyai manfaat strategis bagi peembangunan bangsa. Newman; nilai-nilai sosial meemberikan pedoman bagi warga masyarakat untuk hidup berkasih sayang dengan sesama manusia, hidup harmonis, hidup disiplin, hidup berdemokrasi, dan hidup bertanggungjawab.
Raven; Tanpa nilai-nilai sosial suatu masyarakat dan neegara tidak akan memperoleh keehidupan yang harmonis dan demokratis, nilai-nilai sosial tersebut mempunyai kedudukan yang sangat peenting bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Kedudukan nilai-nilai sosial tercermin dalam sub nilai. Raven; memetakan nilai-nilai sosial terdiri atas sub-sub nilai, yaitu :
(1) lovers (kasih sayang) yang tediri atas pengabdian, tolong menolong, kekeluargaan, kesetiaan dan kepedulian
(2) responsibility (tanggung jawab) yang terdiri atas nilai rasa memiliki, disiplin dan empati
(3) life harmony (keserasian hidup) yang terdiri atas nilai keadilan, toleransi, kerja sama, dan deemokrasi.
Dengan melihat sub nilai ini nampak jelas bahwa nilai-nilai sosial sangat penting.
B. HAKIKAT PENDIDIKAN NILAI
Sepanjang hidupnya seseorang akan terus mengalami proses penanaman nilai-nilai, Mulai dari bayi anak-anak, reemaja , dewasa, maupun pada saat seseorang berada pada usia lanjut hingga akhir masa hidupnya.
Proses penanaman nilai-nilai yang terjadi pada diri seseorang itu disebut sosialisasi. Sosialisasi; didefinisikan sebagai suatu proses penanaman nilai-nilai pada seeorang individu agar ia dapat siap dan mampu untuk berperan dalam masyarakatnya dengan baik. Nilai-nilai yang ditanamkan tadi meliputi nilai-nilai bersikap, bertindak, berprilaku dan berperasaan yang sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat dimana ia hidup.
Diharaapkan juga mampu untuk memiliki nilai-nilai sosial dan budaya yang dapat meenjaga keserasian, kebersamaan dan keberlanjutan kehidupan sosial dan budayanya.
Sosialisasi dijalankan oleh apa yang disebut agen sosialisasi; seperti keluarga, sekolah, kelompok pertemanan, media massa, dll. Sosialisasi yang dijalankan di dalam institusi seekolah secara akademik dituangkan dalam bentuk pendidikan nilai.
Pendidikan nilai mencakup kawasan ; budi pekerti, nilai, norma, dan moral. Budi pekerti adalah buah dari Budi nurani. Budi nurani bersumber pada moral. Moral bersumber pada kesadaran hidup yang berpusat pada alam pikiran.
Sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan yang bebas merdeka, didalam diri manusia terdapat kemerdekaan untuk memilih nilai dan norma yang dijadikan pedoman berbuat, bertingkah laku dalam hidup bersama dengan manusia lain.
Nilai adalah gagasan atau konsep yang dipandang penting dalam hidup (ada pada dunia ide), dan dipandang sebagai pedoman hidup (ada dalam dunia psycho-spiritual). Nilai juga berhubungan erat dengan kegiatan manusia dalam memberikan makna terhadap sesuatu dalam kehidupannya, seperti pemaknaan atas segala sesuatu yang dianggap baik atau tidak baik, berguna atau tidak berguna, penting atau tidak penting, dan benar atau tidak benar.
Frondizi; nilai memiliki polaritas dan hierarki; Polaritas adalah menampilkan diri dalam dua aspek yaitu positif dan negatif. Hierarki tersusun secara bergradasi atau bertingkat dari nilai yang tertinggi (paling diutamakan) sampai terendah (nilai yang tidak diutamakan) dalam hidup seseorang atau sekelompok masyarakat. Dengan "pendidikan nilai" seseorang diajak untuk menemukan nilai tertinggi yang menjadi pegangan dirinya.
Beberapa contoh peng-hierarki-an nilai :
1. Menurut Max Scheller :
a. Nilai kenikmatan
b. Nilai kehidupan
c. Nilai kejiwaan
d. Nilai kerohanian
2. Menurut Notonagoro :
a. Nilai material
b. Nilai vital
c. Nilai kerohanian
Nilai terhadap sesuatu dapat dihierarkikan atas nilai material yang memaknai sesuatu karena tingkat kenikmatan material, nilai kehidupan yang memaknai sesuatu karena pertimbangan pentingnya sesuatu dalam memenuhi standar kehidupan seseorang, dan nilai spiritual yang memaknai sesuatu atas keindahan, kebaikan dan kebenaran yang dinyawai oleh pandangan tentang moral dan religiusitas.
Kemampuan seseorang dalam menentukan nilai mana yang paling penting dalam dirinya sangat berpengaruh pada pembentukan karakter dan keterampilan sosialnya untuk dapat berperan dalam kehidupab bersama di dalam masyarakat dan negara di mana ia berada.
Pendidikan nilai harus dapat mengajak seorang peserta didik untuk dapat menentukan nilai tertinggi yang menjadi pegangan hidupnya.
Manusia menganggap sesuatu bernilai, karena ia merasa memerlukannya atau menghargainya. Dengan akal dan budinya manusia menilai dunia dan alam sekitarnya untuk memperoleh kepuasan diri baik dalam arti memperoleh apa yang diperlukannya, apa yang menguntungkannya, atau apa yang menimbulkan kepuasan batinnya.
Manusia sebagai subjek budaya, maka dengan cipta, rasa, karsa, iman dan karyanya menghasilkan didalam masyarakat bentuk-bentuk budaya yang membuktikan keberadaan manusia dalam kebersamaan di mana semua bentuk budaya itu mengandung nilai.
Unsur Nilai; Etika, Estetika, dan Moral. Etika adalah mengatur seseorang atau sekelompok orang dalam bertingkah laku dan bertindak sosial. secara etimologis etika adalah ajaran tentang baik-buruk, yang diterima umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dsb. Estetika adalah nilai menggambarkan keindahan. Kedua unsur nilai ini yang membawa seorang individu, sebagai makhluk sosial dan makhluk budaya, dapat hidup bersama dalam hubungan sosial yang berkualitas, bertanggungjawab dan memiliki kesadaran yang tinggi untu dapat menghargai satu sama lain.
C. HAKIKAT PENDIDIKAN NILAI DALAM PENDIDIKAN UMUM
Banyak pakar pendidikan memaknai pendidikan umum sebagai pendidikan nilai (value education), sebagian lain menunjuk pendidikan umum sebagai pendidikan kepribadian (personality education), pendidikan karakter (character building), pendidikan kewarganegaraan, dan sebagainya.
Penidikan nilai mencakup budi pekerti, nilai, norma, dan moral. Nilai adalah gagasan atau konsep yang dipandang penting dalam hidup (ada pada dunia ide) dan dipandang sebagai pedoman hidup (ada dalam dunia psycho-spiritual).
Nilai juga berhubungan dengan kegiatan manusia dalam memberikan makna terhadap sesuatu dalam kehidupannya, seperti pemaknaan atas segala sesuatu yang dianggap baik atau tidak baik, berguna atau tidak berguna, penting atau tidak penting, dan benar atau tidak benar.
Kesimpulan bahwa pendidikan nilai merupakan isi dari pendidikan umum. Dengan memberikan pendidikan tentang nilai-nilai maka keberhasilan tingkat penyampaiannya berpengaruh terhadap tingkat pencapaian tujuan pendidikan umum. Dapat juga dapat dikatakan bahwa pendidikan nilai merupakan bagian dari tujuan pendidikan umum.
KB 2 : HAKIKAT PENDIDIKAN ISBD
A. HAKIKAT ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
Pengertian Ilmu Pengetahuan berbeda dengan Pengetahuan. Ilmu Pengetahuan (science) berarti suatu proses untuk menentukan kebenaran pengetahuan. Karena itu Ilmu Pengetahuan harus mempunyai sifat ilmiah .
Poedjawijatna; Sifat ilmu pengetahuan adalah objektif, sedapat mungkin universal, bermetodis dan bersistem. Ilmu pengetahuan dapat dikatakan objektif jika ada kesesuaian antara pengetahuan dan objeknya.
Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu wacana yang berhubungan dengan konsep tahu, yaitu pemahaman terhadap sesuatu yang bersifat umum dan spontan tanpa perlu penyelidikan.
Para ahli membagi ilmu pengetahuan atas ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan budaya. Pengelompokan ini mendasari pengembangan mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, dan Ilmu Budaya Dasar.
Latar belakang munculnya mata kuliah ISD dan IBD tahun 70-an adalah karena adanya pemikiran untuk mendekatkan berbagai disiplin ilmu, sehingga dapat mendorong mahasiswa untuk melihat permasalahan dalam masyarakat secara interdisipliner.
Kedua mata kuliah ini memiliki tingkat kompetensi yang sama, yaitu membentuk mahasiswa yang peka terhadap kondisi sosial dan budayanya, dan memiliki kearifan sosial dan kearifan budaya dalam menerapkan ilmunya di masyarakat.
Sayangnya kedua MK ini dihapuskan, Disisi lain, kondisi di Indonesia semakin menunjukkan kekhawatiran banyak pihak, dimana banyak ilmuwan berprilaku asosial menjadi kriminal terdidik, bahkan banyak yang masuk penjara.
Banyak pemimpin dan politisi yang sadar atau tidak sadar berkhianat kepada bangsa dan negara demi ambisi pribadinya. Sementara mata kuliah yang seharusnya diberikan untuk membangun nilai-nilai kearifan lokal dan budaya, sikap demokratis, kebersamaan serta kepekaan terhadap kondisi sosial budaya masyarakat seperti ISD dan IBD justru dihapuskan.
Semangat untuk memperbaiki kondisi dan membangun Indonesia yang lebih baik di tangan generasi penerus, seperti halnya mahasiswa, maka dikembangkanlah MK Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar ini dibangun dengan visi, misi dan tujuan dengan tingkatan kompetensi yang sama dengan MK ISD dan IBD, yaitu mendorong mahasiswa untuk memiliki kepekaan dan kearifan dalam memandang dan mengatasi permasalahan sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat.
Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) adalah suatu ilmu yang memiliki kompetensi penguasaan pengetahuan tentang keragaman, kesederajatan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat, serta memahami dan menghormati estetika, etika dan nilai-nilai budaya yang menjadi pedoman bagi keteraturan dan kesejahteraan hidup dalam menata hidup kebersamaan dalam masyarakat.
ISBD memiliki peranan yang penting dalam sistim pendidikan di Indonesia. Menjadi ilmu dasar yang wajib dimiliki setiap mahasiswa karena keilmuannya yang diharapkan dapat menjadikan mahasiswa sebagai makhluk sosial dan budaya yang baik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Untuk melihat kedudukan ISBD dalam tataran keilmuan yang ada, penting bagi kita untuk memahami visi, misi, dan tujuan dari ISBD itu sendiri.
Visi ISBD adalah membentuk mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
Misi ISBD adalah memberikan landasan wawasan yang luas, serta menimbulkan sikap kritis, peka dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesederajatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggungjawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.
Tujuan ISBD :
1. Mengembangkan kesadaran mahasiswa dalam menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat
2. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesedarajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat
3. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan keahliannya.
B. HAKIKAT ISBD DALAM PENDIDIKAN UMUM DI PERGURUAN TINGGI
ISBD sebagai mata kuliah di PT yang mengupayakan pembentukan manusia yang memiliki sikap kritis, peka, dan arif dalam melihat, memahami dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat.
Pendidikan Umum adalah bagian dari program pendidikan yang diperlukan oleh semua siswa pada tingkat dasar untuk mengembangkan nilai-nilai, perilaku, pengertian, dan keterampilan umum bagi semua warga negara, sehingga mampu menjadi individu dan makhluk sosial yang memiliki estetika, etika dan tanggungjawab moral dalam keilmuan yang dimilikinya.
ISBD memberikan sumbangan atas tercapainya tujuan pendidikan umum di PT. ISBD menjadi bagian dari pendidikan umum. Selain ISBD yang berperan dalam pencapaian tujuan pendidikan umum misalnya MK Agama. Bahasa Indonesia, Pancasila, dan Kewarganegaraan, Pendidikan lingkungan sosial, budaya dan tehnologi, olah raga dan Kuliah Kerja Nyata.
Dengan berbagai MK itu institusi PT diharapkan mampu manusia terdidik yang memiliki sikap kritis, peka dan arif dalam memandang, menghadapi dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan negaranya.
PT tidak saja menghasilkan manusia yang ahli, profesional dan pintar secara akademik, tetapi juga memiliki nilai-nilai, kepribadian dan karakter yang menjunjung tinggi keragaman, kesederajatan dan kemertabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat serta memahami dan menghormati etika, estetika dan nilai-nilai budaya yang menjadi pedoman bagi keteraturan dan kesejahteraan hidup dalam menata hidup kebersamaan dalam masyarakat.
ISBD menjadi penting dalam proses pendidikan di PT. Karena pada hakikatnya ISBD tidak hanya memberikan pengetahuan akan tetapi juga memberikan tekanan yang lebih besar pada pemahaman dan melatih kepekaan serta menimbulkan kearifan dan keterampilan sosial budaya pada mahasiswa.
KB 3 : PENGERTIAN DAN ARAH PENGEMBANGAN MBB-ISBD
A. PENGERTIAN MBB-ISBD
Memahami pengertian tentang Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat - Ilmu Sosial Budaya Dasar (MBB - ISBD). Hakikat ISBD dalam Pendidikan Umum. Pemahaman tentang ISBD menjadi dasar yang baik untuk dapat memahami bagimana pemahaman tentang ISBD dalam MBB.
ISBD memiliki tingkat kompetensinya sendiri. Tingkat kompetisi suatu MK adalah suatu tingkat pembelajaran yang harus dicapai oleh MK tersebut. Tingkat Kompetensi diharapkan sebagai berikut :
1. Menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman, kesederajatan dan kebemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam berkehidupan bermasyarakat.
2. Memahami dan menghormati estetika, etika dan nilai-nilai budaya yang menjadi pedoman bagi keteraturan dan kesejahteraan hidup dalam menata hidup kebersamaan dalam masyarakat.
Materi pembelajaran MK ISBD sebagian besar merupakan materi yang berisikan tentang pengetahuan, pemahaman dan latihan-latihan tentang nilai-nilai berkehidupan bermasyarakat.
Sebagai makhluk sosial, tentunya mahasiswa akan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang muncul sebagai implikasi dari interaksinya dengan orang lain, dengan institusi dan masyarakat berkebudayaan yang lain.
Ketidakmampuan manusia untuk hidup sendiri menuntut manusia untuk mampu hidup secara bersama-sama dalam suatu kelompok (masyarakat). Di sisi lain sebagai makhluk budaya, manusia harus mampu mengembangkan budaya bersama yang diakui, dapat diterima, dan mampu mengatur tiap-tiap unsur anggota masyarakat dalam ikatan kebersamaan. Untuk itu agar dapat hidup dalam suatu masyarakat, manusia (sebagai makhluk sosial dan makhluk budaya) tentunya harus mampu mengembangkan nilai-nilai yang diharapkan oleh anggota masyarakat yang lain.
Dalam masyarakat heterogen seperti Indonesia tentunya sikap invidualistis dan diskriminatif bukanlah nilai-nilai berkehidupan yang diharapkan. Untuk itu perlu dikembangkan nilai-nilai yang mampu mendukung sikap, perilaku dan pandnagan hidup yang dapat menyelaraskan kehidupan masyarakat dengan keragamannya, seperti keanekaragaman, kesederajatan dan kemartabatan setiap manusia sebagai individu dan makhluk sosial. Dengan demikian, individu-individu manusia yang hidup bersama dalam suatu ikatan kemasyarakatan dapat hidup bersamadengan saling menghargai dan menghormati segala perbedaan yang ada.
Nilai-nilai berkehidupan bersama adalah nilai-nilai yang juga menjadi bagian dari isi mata kuliah ISBD. Untuk itulah maka ISBD sering juga disebut sebagai MBB-ISBD, yaitu MK Berkehidupan Bermasyarakat - Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Dengan MK Berkehidupan Bermsyarakat (MBB) ini mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan potensinya sebagai manusia Indonesia yang :
1. Peka, berwawasan, berdaya nalar tentang lingkungan sosial dan alamnya
2. Sadar dan memahami hakikat hidup bersama sebagai anggota masyarakat yang bertanggungjawab terhadap lingkungan (lingkungan sosial maupun lingkungan alamnya)
3. Berkemampuan adaptasi secara aktif, membina hubungan dengan lingkungan, baik sosial maupun alam, serta berkelanjutan.
Sesuai dengan visi dan misi MBB, seperti yang tercantum dalam Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI No. 38 Tahun 2002 Pasal 1; MBB memiliki visi untuk :
" Membentuk mahasiswa yang memiliki landasan pengetahuan, wawasan, dan keyakinan sebagai bekal hidup bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggungjawab terhadap sumber daya alam dan lingkungannya "
Pasal 2; MBB memiliki misi :
" Memberikan dasar-dasar nilai estetika, etika dan moral pada mahasiswa serta memberikan panduan bagi penyelenggaraan pendidikan dalam mengantar mahasiswa untuk mengembangkan pemahaman serta penguasaannya tentang keanekaragaman, kesetaraan dan martabat manusia sebagai individu dan makhluk sosial didalam kehidupan bermasyarakat dengan berpedoman pada nilai budaya melalui pranata pendidikan, serta tanggung jawab manusia terhadap SDA dan lingkungannya dalam kehidupan bermasyarakat baik nasional maupun global yang mengarah pada tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya "
MBB-ISBD merupakan MK dasar yang menjadi landasan penting bagi mahasiswa di PT untuk kehidupannya kelak sebagai manusia Indonesia yang terdidik, profesional dan memiliki keahlian serta bertanggungjawab dan memiliki nilai-nilai dan moral yang luhur
B. VISI, MISI, DAN TUJUAN ISBD
ISBD memiliki visi dan misi yang selaras dengan misi dan visi MBB. Berikut ini visi dan misi ISBD :
1. Visi dan Misi ISBD
Visi ISBD : " Membentuk mahasiswa selaku individu dan makhluk sosial yang beradab, memiliki landasan pengetahuan, wawasan, serta keyakinan untuk bersikap kritis, peka dan arif dalam menghadapi persoalan sosial dan budaya yang berkembang di masyarakat "
Misi ISBD :
a. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang keragaman, kesetaraan dan martabat manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat
b. Memberikan dasar-dasar nilai estetika, etika, moral, hukum dan budaya sebagai landasan untuk menghormati dan menghargai antara sesama manusia sehingga akan terwujud masyarakat yang tertib, teratur dan sejahtera
c. Memberikan dasar-dasar untuk memahami masalah sosial dan budaya serta mampu bersikap kritis, analitis dan responsif untuk memecahkan masalah tersebut secara arif di masyarakat.
2. Tujuan ISBD
a. Mengembangkan kesadaran mahasiswa dalam menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat
b. Menimbulkan sikap kritis, peka dan arif pada mahasiswa dalam memahami dan memecahkan masalah sosial budaya dengan landasan nilai estetika, etika, moral dan hukum dalam kehidupan bermasyarakat
c. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikan pengetahuan akademis dan keahliannya.
Prof. Abdulkadir Muhammad, SH; tujuan ISBD adalah mengembangkan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial (zoo politicon) dan sebagai makhluk budaya (homo humanus), sehingga mampu menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah sosial budaya dan masalah lingkungan sosial budaya, serta mampu menyelesaikan secara halus, arif dan manusiawi masalah-masalah tersebut.
Didalam tujuan umum ISBD terkandung 3 (tiga) rumusan utama yaitu :
a. Pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk budaya
b. Kemampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah sosial budaya dan masalah lingkungan sosial budaya
c. Kemampuan menyelesaikan secara halus, arif dan manusiawi masalah-masalah tersebut.
Konsep-konsep dasar yang terdapat pada ketiga rumusan utama dari tujuan utama ISBD antara lain adalah :
a. Manusia sebagai makhluk sosial
b. Manusia sebagai makhluk budaya
c. Tanggapan kritis
d. Wawasan luas
e. Masalah sosial budaya
f. Masalah lingkungan sosial budaya
Manusia sebagai Makhluk Sosial diartikan bahwa manusia sebagai individu tidak mampu hidup sendiri dan tidak juga dapat berkembang sempurna tanpa hidup bersama dengan manusia lainnya.
Manusia sebagai Makhluk Budaya diartikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, karena sejak lahir sudah dibekali dengan unsur akal, rasa dan karsa yang membedakannya dengan hewan.
Dengan ketiga unsur lahiriah itu (akal, rasa dan karsa) manusia akan dapat membentuk budaya yang menjadi pedoman dan nilai-nilai hidupnya sebagai hasil dari interaksinya dengan manusia lain dengan mempertimbangkan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang berguna dan mana yang merugikan.
Dengan akal, rasa, dan karsanya manusia dituntut untuk dapat berpikir secara kritis dan memberi tanggapan atas pemikirannya tersebut. Tanggapan kritis sebagai hasil dari pemikiran yang kritis adalah reaksi akal atau daya tangkap berdasarkan nalar yang tinggi terhadap sesuatu yang dilihat atau didengar dari suatu kejadian tertentu.
Dalam konteksanya dengan sosial budaya, tanggapan kritis merupakan kemampuan memahami suatu masalah secara objektif, tepat sasaran dan mampu melihat suatu fakta yang tertutupi dengan fakta lain yang terjadi dalam masyarakat, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan langkah-langkah penanganan dan mampu menghindari konflik serta dapat mengatasi permasalahan dengan arif dan manusiawi.
Untuk dapat memberikan tanggapan yang kritis atas suatu permasalahan, seorang individu tentunya harus didukung dengan wawasannya yang luas. Wawasan luas adalah kemampuan memandang jauh kedepan berdasarkan pemikiran yang dalam dan mendasar serta mempertimbangkan keterkaitan dan dampaknya secara lebih luas.
Apa yang harus ditanggapi dengan kritis dan berwawasan luas? Dalam konteks ISBD, yang perlu ditanggapi dengan kritis dan berwawasan luas adalah masalah sosial budaya dan masalah lingkungan sosial budaya.
Masalah Sosial Budaya adalah peristiwa yang timbul akibat interaksi sosial dalam kelompok masyarakat dalam usaha memenuhi suatu kepentingan hidup, yang dianggap merugikansalah satu pihak atau masyarakat secara keseluruhan.
Masalah tersebut bersumber pada "perbedaan sosial budaya" yang dianggap merugikan kepentingan pihak lain, sehingga dapat memicu terjadinya konflik. Contoh Masalah Sosial Budaya adalah konflik antara pengusaha dengan buruh, konflik antar suku bangsa dan lain-lain.
Masalah Lingkungan Sosial Budaya adalah peristiwa atau kejadian yang timbul akibat perbuatan tidak manusiawi yang merugikan warga lingkungan sosial budaya.
Lingkungan Sosial Budaya adalah kelompok sosial budaya yang hidup dalam batas-batas tertentu dan ditata berdasarkan norma sosial budaya, seperti keluarga, desa, marga, kota, lembaga swadaya masyarakat, dan kelompok profesi.
Contoh Masalah lingkungan sosial budaya dapat dipahami melalui konflik warga lingkungan sosial budaya berupa pembunuhan dukun santet pada era pasca Orde Baru.
C. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ISBD
Dalam ketentuan yang ditetapkan oleh DIKTI, setidaknya ISBD terdiri atas pokok bahasan sebagai berikut :
1. Pendahuluan (Pengantar ISBD)
2. Manusia sebagai Makhluk Budaya
3. Manusia dan Peradaban
4. Manusia sebagai individu dan Makhluk Sosial
5. Multikultural dan Kesederajatan
6. Manusia, Moralitas dan Hukum
7. Manusia, Sains dan Teknologi
8. Manusia dan Lingkungan
D. METODE PEMBELAJARAN ISBD
MBB-ISBD pada dasarnya adalah sebuah studi tentang fenomena sosial dan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, MK ini bukan merupakan ilmu yang membahas tentang teori-teori sosial dan budaya.
Oleh karena ISBD lebih bersifat pembahasan tentang fenomena sosial budaya, maka metode pembelajarannya ditujukan untuk melatih kemampuan akan kepekaan, kritis dan kearifan dalam menangani dan menanggapi segala fenomena sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat.
Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut adalah dengan menerapkan pendekatan student centre learning dengan metode problem based learning. Teknik pembelajaran dengan metode problem based learning dapat dilakukan dengan teknik yang paling sederhana sampai pada teknik yang agak kompleks.
Teknik yang sederhana, misalnya anda akan diberikan suatu kasus (problem) sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat. Selanjutnya anda diharapkan untuk dapat berdiskusi untuk membahas permasalahan sosial budaya tadi sesuai dengan teori-teori yang telah anda kuasai.
Mulai dengan menemukan akar permasalahannya, bagaimana permasalahan itu terjadi (proses berlangsungnya), hingga sampai pada solusi apa yang dapat anda ditawarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Anda sebagai mahasiswa, juga diminta untuk berdiskusi dengan teman-teman anda, baik dari disiplin ilmu yang sama maupun berbeda, untuk dapat mendekati masalah tersebut secara lebih arif dan tidak subjektif.
Di lain sisi, teknik yang agak kompleks, misalnya adalah riset sosial. Pengajar akan meminta anda selaklu mahasiswa untuk melakukan riset sosial. Dengan teknik ini mahasiswa dilatih untuk memiliki keterampilan sosial dengan membnagun kepekaan terhadap masalah sosial budaya yang terjadi didalam masyarakat.
Sikap kritis anda akan terlatih pada proses merencanakan langkah-langkah penelitian, pertanyaan-pertanyaan yang mahasiswa ajukan dalam proses pengumpulan data, dan cara anda melakukan observasi. Selanjutnya kemampuan kritis anda dapat dilihat dari bagaimana anda melakukan analisis atas semua data otentik yang anda peroleh.
Dalam setiap teknik yang diterapkan kepada mahasiswa ISBD, diharuskan untuk menghasilkan suatu detail rekomendasi dan solusi yang dapat diterapkan untuk menghadapi dan menangani masalah sosial budaya yang menjadi problem based-nya.
Dituntut memiliki kearifan dalam melihat permasalahan dan rumusan detail rekomendasi dan solusi yang diajukan. Dituntut untuk dapat menghasilkan detail atau solusi yang memperhatikan harkat hidup orang banyak, dengan mempertimbangkan aspek keragaman dan kesederajatan, nilai moral dan hukum serta mempertimbangkan aspek teknologi (iptek) yang memungkinkan dan juga dampaknya bagi kelestarian lingkungan (alam maupun sosial budaya) untuk keberlangsungan hidup masyarakat dan negara.
Semakin tinggi kemampuan anad untuk mempertimbangkan semua aspek tersebut, maka makin tinggi pula kemampuan anda untuk menggali sikap kearifan anda, sebagai makhluk sosial dan budaya, dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pada dasarnya berbagai Teknik pembelajaran dapat dilakukan dalam ISBD. Akan tetapi teknik pembelajaran tersebut harus berpegang pada metode pembelajaran ISBD yang menuntut untuk :
1. Menempatkan mahasiswa sebagai subjek-didik, mitra dalam proses pembelajaran, anggota masyarakat dan warga negara.
2. Mengupayakan peningkatan kemampuan pemahaman (verstehen) kepada mahasiswa yaitu para mahasiswa diajak untuk memahami berbagai gejala yang terjadi dalam kehidupan manusia dalam perspektif masyarakat, kebudayaan dan lingkungan alam
3. Meningkatkan intesitas komunikasi interaktif, dialog kreatif bersifat partisipatoris . efek deministratif, diskusi, responsi, telaah kasus, penugasan mandiri, ketimbang seramah monolog atau komunikasi satu arah yang bersifat paparan semata.
E. SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN ISBD
Sistem yang digunakan dalam mengevaluasi hasil pembelajaran ISBD disesuaikan dengan metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan, Maka sistem evaluasi yang digunakan dapat mencakup penilaian atas :
1. Knowledge, untuk mengukur tingkat pengetahuan, wawasan dan kemampuan mahasiswa menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan.
2. Comprehension, untuk mengukur wawasan, kepekaan dan tingkat kritis mahasiswa dalam mengamati dan menelaah penomena sosial budaya secara komprehensif.
3. Application, untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan materi dari pokok-pokok bahasan yang diberikan dalam mengamati dan menganalisa fenomena sosial budaya, serta tingkat kemampuan mahasiswa dalam mengapilkasikan nilai-nilai Berkehidupan Bermasyarakat (seperti nilai-nilai toleransi, kebersamaan, keadilan, kesetaraan dan kearifan) dalam menghadapi dan mengatasi fenomena sosial budaya.
4. Analysis, untuk mengukur kemampuan kritis mahasiswa dalam melakukan analisis fenomena sosial budaya dengan berpegang pada data yang otentik
5. Synthesis, untuk mengukur kemampuan kritis mahasiswa dalam mengambil suatu keputusan atas analisis yang dilakukannya
6. Evaluation, untuk mengukur tingkat kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi dirinya sendiri selaku makhluk sosial dan makhluk budaya dalam melihat dan menghadapi fenomena sosial budaya di dalam masyarakat. Bagaimana tingkat kepekaannya, bagaimana kemampuan kritisnya, dan apakah ia selaku makhluk sosial dan budaya telah memiliki nilai-nilai Berkehidupan Bermasyarakat seperti : nilai-nilai toleransi, kebersamaan, keadilan, kesetaraan dan kearifan.
Dari hasil evaluasi kemampuan mahasiswa (terutama dalam hal mengukur kemampuan untuk mengevaluasi diri) diharapkan nantinya mahasiswa mampu secara terus menerus melakukan perbaikan diri untuk menjadi anggota masyarakat dan warga negara yang berwawasan luas, peka, kritis, arif dan memiliki nilai-nilai kebersamaan, kesetaraan dan keadilan untuk kesejahteraan dan keberlangsungan hidup bersama. Dengan demikian, mahasiswa yang telah mengikuti MK ISBD ini berhasil mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan untuk MK ISBD.
MODUL 2 :
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
KB 1 : KEBUDAYAAN
KB 2 : MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
MODUL 3 :
MANUSIA DAN PERADABAN
KB 1 : PERADABAN
KB 2 : MANUSIA DAN PERADABAN
MODUL 4 :
MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL
KB 1 : MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU
KB 2 : MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
MODUL 5 :
MULTIKULTURALISME DAN KESEDERAJATAN
KB 1 : MASYARAKAT MULTIKULTURAL
KB 2 : KESEDERAJATAN DAN MULTIKULTURALISME
MODUL 6 :
MORALITAS DAN HUKUM
KB 1 : NILAI MORAL SEBAGAI SUMBER BUDAYA DAN KEEBUDAYAAN
KB 2 : HUKUM DALAM MASYARAKAT DAN NEGARA
MODUL 7 :
MANUSIA DAN TEKNOLOGI
KB 1 : MANUSIA DALAM IPTEK DAN IPTEK BAGI MANUSIA
KB 2 : APLIKASI IPTEK UNTUK KESEJAHTERAAN MANUSIA
MODUL 8 :
MANUSIA DAN LINGKUNGAN
KB 1 : MANUSIA DAN LINGKUNGAN
KB 2 : DEMOGRAFI DAN LINGKUNGAN
MODUL 9 :
ISBD DALAM TANTANGAN GLOBALISASI
KB 1 : PEERUBAHAN, MODERNISASI, DAN GLOBALISASI
KB 2 : PERAN ISBD DALAM TANTANGAN GLOBALISASI DUNIA