MODUL 1 : KAIDAH DASAR ILMU PENGETAHUAN DAN
PENELITIAN
(Landasan Koneptual tentang Ilmu Pengetahuan dan
penelitian, dan etika penelitian Sosial)
MODUL 2 : RAGAM PENDEKATAN
PENELITIAN
(Orientasi dan Objek metode penelitian, dan ragam
pendekatan dalam penelitian Sosial)
MODUL 3 : LANGKAH LANGKAH DALAM
PENELITIAN
(Langkah-Langkah dalam melakukan penelitian sosial,
mulai dari identifikasi masalah penelitian, Klarifikasi variabel penelitian,
dan penyusunan kerangka teori)
MODUL 4 : DESAIN PENELITIAN
(Desain penelitian dalam ragam-ragam pendekatan
penelitian)
MODUL 5 : POPULASI DAN SAMPEL
(Populasi dan Sampel, dan cara-cara atau teknik –teknik
pengambilan sampel)
MODUL 6 : PENGUMPULAN DATA
(Masalah validitasi dan realibitas, macam-macam
validitas dan realibitas, dan teknik-teknik mengukurnya)
MODUL 7 : PENGOLAHAN DATA
(Cara mengumpulkan data penelitian)
MODUL 8 : INTERPRESTASI DATA
(Teknik atau cara menganalisa dan menginterprestasikan data penelitian)
MODUL 9 : PENYUSUNAN LAPORAN
(Cara menulis laporan penelitian)
TINJAUAN MATA KULIAH :
Salah satu Karunia Tuhan yang diberikan Kepada
Manusia adalah rasa ingin tahu.
Untuk Memenuhi rasa ingin tahunya, manusia memiliki
berbagai pilihan cara; filosof berpikir mendalam; Pertapa mencari ilham dan
berbagai kekuatan ghaib; ada yang menggunakan istuisinya untukmengira-ngira.
Metode Penelitian (Ilmiah) slah satu cara manusia
untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Metode penelitian (ilmiah)
memiliki kelbihan yang tidak di miliki oleh cara-cara lain.
Penelitian merupakan kegiatan intelektual yang
menjadi dasar pengembangan ilmu pengetahuan yang perlu dilakukan secara
berkesinambungan.
MODUL 1
KAIDAH DASAR
ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN.
KEGIATAN BELAJAR 1 : KONSEP DASAR ILMU
PENGETAHUAN
A. HAKIKAT PENGETAHUAN
Orang yang tidak tahu disebut disebut orang yang tidak berpengetahuan, dan
orang yang tahu disebut orang yang
berpengetahuan. Objeknya disebut pengetahuan
(Knowledge).
Pengetahuan
adalah jawaban terhadap raa keingintahuan manusia tentang kejadian atau
gejala yang terjadi di alam semesta, baik dalam bentuk fakta (abstraksi dari kejadian atau gejala), konsep (kumpulan dari fakta), atau prinsip (rangkaian dari konsep)
Konsep
adalah abstraksi yang lebih tinggi dari fakta, berupa tafsiran atau
deskripsi keterkaitan (korelasi) antara fakta-fakta.
Pengetahuan
berbeda dengan Ilmu Pengetahuan ; Ilmu Pengetaguan pasti berasal dari
pengetahuan, tetapi pengetahuan belum tentu bisa menjadi ilmu pengetahuan.
B. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN
Ilmu
Pengetahuan atau Sains (science) adalah pengetahuan yang diperoleh dengan
cara tertentu yaitu dengan cara atau
metode ilmiah.
Jika pengetahuan didapat dari cara non-ilmiah maka pengetahuan tersebut belum layak disebut sebagai
ilmu pengetahuan, contohnya betapa untuk mendapatkan wangsit.
Ilmu pengetahuan dapat juga dilihat sebagai sistem, yaitu bahwa ilmu
pengetahuan melibatkan berbagai abstraksi dari kejadian atau gejala yang
terjadi dialam semesta dan diatur dalam tatanan yang logis dan sistematik.
Ciri Khusus
dari ilmu pengetahuan; didirikan diatas dua pilar utama;
-
Struktur logis sains (the logic structure of
science); urutan atau tahapan yang harus dilakukan oleh seorang ilmuwan
(scientist) dalam mencari ilmu pengetahuan; urutan itu dikenal sebagai metode
ilmiah atau scientific method yang terdiri dari :
1.
Formulasi permasalahan (dalam bentuk hipotesis
atau pertanyaan)
2.
Pengumpulan data
3.
Analisis data
4.
Pengambilan keputusan
-
Pengujian terhadap pernyataan;
artinya setiap pernyataan dalam sains (dalam bentuk prinsip, teori, hukum, dan
lain-lain) harus diuji secara terbuka.
Lima Norma
dalam ilmu pengetahuan (Roberto
Merton) :
1. Orisinalitas ; Ilmuwan yang ketahuan
mencuri ide orang lain maka akan kehilangan kredibilitasnya sebagai ilmuwan.
2. Detachment (Tanpa pamrih / Pemisahan) ; Memiliki
arti ketiadaan pamrih, bias, atau prasangka dalam diri seorang ilmuwan dalam
melakukan studi atau penelitian. Seorang ilmuwan harus bersifat netral,
impersonal, tidak memiliki komitmen psikologis dalam usahanya mengembangkan
bidang ilmunya.
3. Universalitas ; Dalam mempertahankan
kebenaran ilmiah seorang ilmuwan :
Tidak boleh berdiri diatas pijakan lain (agama, etnis, ras,
faktor sosial maupun personal) selain tradisi ilmiah
Menilai Teori Darwin, Maurice Bucaille menjadi lebih kredibel
di kalangan scientis karena membuktikan ilmiah yang menjungkirbalik teori
Darwin meskipun juga memberikan bukti supranaturalis dari Kitab Al Qur’an; Ada
beda yang tajam antara agama dan sains atau ilmu pengetahuan, baik dari segi
terminologi , realitas, paradigma, maupun metode mencari dan mempertahankan
kebeanaran.
4.
Skeptisme
; atau ketidakpercayaan/kritis, setiap klaim tentang kebenaran tidak boleh
diterima hanya berdasarkan kepercayaan, tetapi harus diuji.
5.
Public
accessibility (Terbuka untuk umum) ; Semua temuan dan pengetahuan ilmiah
harus terbuka untuk umum.
C. KESALAHPAHAMAN TENTANG ILMU PENGETAHUAN
Ada Empat
Kesalahpahaman tentang Ilmu Pengetahuan :
1.
Tujuan Sains adalah mengumpulkan (mengakumulasikan)
fakta.
Fakta memang bahan baku sains paling
essensial, tetapi fakta saja tanpa perngorganisasian tidak berguna.
2.
Sains tidak pernah mampu menjelaskan
kejadian atau gejala alam secara utuh dan menyeluruh.
Tidak Realistis seorang Ilmuwan berusaha
menemukan suatu produk ilmu penegatahuan yang ‘sekali tepuk’ mampu menjelaskan
suatu fenomena alam secara utuh dan tuntas.
3.
Kebenaran Ilmu Pengetahuan dianggap
(diharapkan) absolut dan abadi.
Adalah tidak benar. Kebenaran dalam
sains selalu siap untuk dipertanyakan, diuji, direvisi, atau ditukar sama
sekali dengan kebenaran yang baru.
Sains berangkat dari ketidakpercayaan
(skpetisisme), sedangkan agama berangkat dari sikap percaya (iman).
4.
Sains harus mempunyai manfaat praktis
Ini tidak benar. Tugas Ilmuwan adalah
mencari Ilmu Pengetahuan dan menjelaskan fenomena alam. Ilmu pengetahuan harus
dibedakan dengan tehnologi, karena tehnologi memiliki tujuan mencari alternatif
praktis terhadap permasalahan manusia.
D. ILMU PENGETAHUAN SEMU (PSEUDOSCIENCE)
Ada beberapa ciri yang bisa menunjukan
bahwa sesuatu itu termasuk pseudoscience,
atau seorang itu pseudosaintist bukan
saintist.
1. Dalam
pseudoscience digiring berpikir anakronistis
Artinya digiring untuk memeprcayai bahwa
apa yang sudah lama ditinggalkan oleh para saintis tulen pada dasarnya masih
berlaku atau benar.
2.
Pseudosaintist biasanya cenderung
mencari-cari misteri dalam hidup ini
Ada banyak hal di alam ini yang tak akan
dipahami.
3.
Pseudoscience juga akrab dengan berbagai
mitos.
Psudosaintist gemar menggunkan mitos
sebagai pijakan pembenaran (justification) terhadap penomena alam yang ada saat
ini.
4.
Pseudosaintist selalu melecehkan bukti-bukti
ilmiah.
Jika ada bukti maka diterima, jika ada
bukti lain yang memperlemah maka bukti tersebut dicampakan dan menyimpulkan
kebenaran tidk bisa dibuktikan secara ilmiah.
Pseudoscience tidak pernah mempunyai
suatu hipotesa yang terbuka terhadap kritik apapun, Pseudoscience tidak pernah
mengenal hipotesis, sebab apa yang disebut dengan hipotesis harus terbuka untuk
diuji kebenarannya atau kesalahannya oleh siapapun
5.
Pseudosaintist suka mencari-cari persamaan
antara apa yang dikaji dalam sainstulen dengan hal-hal yang sebenarnya tidak
bisa disebut sebagai objek kajian ilmiah.
6.
Dalam pseudoscience juga bisa kita temui usaha
untuk mempertahankan kebenaran dengan dalih-dalih apologis penuh bunga-bunga
kata.
E. METODE ILMIAH
Metode Ilmiah (scientific method) adalah cara
atau jalan untuk mencari ilmu pengetahuan dengan mengikuti suatu struktur
logis ilmiah:
1.
Perumusan masalah
2.
Pengumpulan data yang relevan
3.
Analisis data
4.
Interprestasi temuan
5.
Penarikan kesimpulan temuan
Perbedaan antara Metode Ilmiah dan Metode
Non Ilmiah :
1.
Rumusan pertanyaan yang diajukan.
Metode
Ilmiah ilmuwan dituntut dan wajib merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang
ingin dijawab secara jelas.
Metode
Non Ilmiah Tidak perlu merumuskan dengan jelas apa sebenarnya yang akan
diranyakan.
2.
Ada tidaknya data yang mendukung keabsahan
jawaban yang diberikan.
Metode
Ilmiah Jawaban apapun yang diberikan harus didukung oleh data yang valid
dan dapat dipercaya
Metode
Non Ilmiah Tidak perlu mengumpulkan data untuk mendukung jawaban.
KEGIATAN BELAJAR 2 : ETIKA DALAM PENELITIAN
SOSIAL
Penyimpangan
terhadap Kaidah-kaidah Etika dalam penelitian menyebabkan :
1.
Anggota masyarakat yang berpartisipasi dirugikan
baik secara materiil, moril maupun fisik.
2.
Penelitian disangsikan vliditasnya.
A. ETIKA DAN ETIKET
Etiket
adalah : Menyangkut Cara manusia melakukan perbuatan
Etika adalah
: Sebuah sitem norma atau kriteria boleh atau tidak boleh suatu tindakan
dilakukan.
Pengertian
Etiket yang membedakan dengan Etika adalah :
1.
Bersifat Relatif
2.
Hanya berlaku pada pergaulan
3.
Memandang manusia dari sisi lahiriah saja
B. PERMASALAHAN ETIKA DALAM PENELITIAN SOSIAL
1. Diskusi – Renungan
2. Etika Penelitian Sosial
DIENER dan CRANDALL ; adalah sekumpulan kaidah yang membantu
peneliti untuk menjunjung tinggi nilai-nilai, dan yang memberi petunjuk mengenai
tujuan penelitian mana yang penting serta untuk menyelesaikan pertentangan
dalam nilai-nilai dan tujuan penelitian.
3. Fungsi Etika Penelitian :
1. Untuk memberikan perlindungan kepada anggota
masyarakat yang menjadi objek penelitian.
2. Memberi petunjuk bagi peneliti dalam
melaksanakan tanggungjawabnya.
4. Etika dalam Penentuan Masalah dan Tujuan
Penelitian
Sekalipun
Tujuan Awal Penelitian adalah untuk pengembangan Ilmu, kenyataannya tidak semua
penelitian dilaksanakan dengan tujuan murni semata-mata untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan (ada biaya untuk melaksanakn penelitian).
Masalah
Etika sudah masuk sejak awal penentuan masalah yang akan diteliti dan Tujuan
Penelitiannya.
5. Etika dalam Pengumpulan Data
BABBIE
: empat etika dalam pengumpulan data :
Partisipasi Sukarela, Anonimitas,
Kerhasaiaan, dan Identitas Penelitian.
BORG
dan GALL : Sepuluh Petunjuk
etika yang dikeluarkan oleh APA
(American Psychological Association) :
1. Peneliti bertanggungjawab menguji kelayakan
penelitian dari segi etika
2. Mempertimbangkan apakah seorang partisipan
dalam penelitian memiliki resiko tinggi
atau rendah
3. Menjamin pelaksanaan penelitian yang etis.
4. Kecuali dalam penelitian tidak beresiko ,
peneliti harus membuat persetujuan yang jelas dan adil yang menerangkan hak dan
kewajiban masing-masing pihak.
5. Mungkin saja metode penelitian memerlukan
teknik penyembunyiannya informasi yang seolah-olah membohongi pasrtisipan
(deception)
6. Menghormati hak dan keinginan partisipan
untuk mengundurkan diri dari penelitian kapan saja.
7. Berkewajiabn melindungi partisipan dari
ancaman ketidakenakan, luka atau bahaya fisik dan mental yang mungkin timbul dari
prosedur-prosedur penelitian.
8. Setelah data terkumpul, peneliti wajib
menjelaskan hal-hal yang belum dijelaskan kepada partisipan mengenai
penelitiannya dan menghilangkan salah pengertian yang timbul selama pengumpulan
data
9. Apabila prosedur penelitian menyebabkan
hal-hal yang tidak diinginkan, peneliti berkewajiban untuk mendeteksi dan
menghilangkan akibat yang tidak diinginkan termsuk untuk jangka panjang.
10. Informasi yang dikumpulkan dari partisipan
adalah rahasia, kecuali jika partisipan memperbolehkan informasinya diungkap.
6. Etika dalam Analisis Data dan Pelaporan
Hasil Penelitian
1. Merahasiakan identitas partisan penelitian
2. Cenderung untuk tidak melaporkan hasil
penelitian yang tidak sesuai dengan teori yang melatarbelakangi pelaksanaan
penelitian.
7. Kode Etik Survei Opini Publik.
Rambu-Rambu penelitian survei pendapat
umum Publik belum ada di Indonesia, Tetapi Asosiasi Penelitian Opini Publik di
Amerika telah mempunyai Kode etik penelitian survei pendapat publik.
Di Indonesia dengan tiadanya aturan formal
tentang etika penelitian sosial, maka tuntutan keperkaan masalah etika dalam
penelitian sosial bagi para peneliti di Indonesia menjadi semakin besar.
MODUL 2
RAGAM
PENDEKATAN PENELITIAN.
Ilmu pengetahuan adalah usaha yang bersifat
multideminsional, yang karenanya dapat diefinisikan dalam berbagai cara, yang
masing-masing definisi tidak merupakan
definisi yang tuntas.
KEGIATAN BELAJAR 1 : ORIENTASI DALAM METODE
PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN SOSIAL
A. ORIENTASI DALAM METODE PENELITIAN
Untuk memahami Ilmu pengetahuan ada beberapa cara
yang dianggap penting :
-
Penekanan pada cara berpikir (sikap ilmiah)
-
Pentingnya cara untuk melakukan sesuatu (metode
ilmiah)
-
Pentingnya hasil-hasil penerapan metode-metode
ilmiah (kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan runut)
Ketiga penekanan/yang dianggap tersebut diatas
adalah materi yang biasa dibahas dalam Filsfat Ilmu Pengetahuan; merupakan
jawaban dari maslah pokok mengenai pengetahuan yang bernar :
1.
Apakah pengetahuan yang benar itu?; untuk
memperoleh kebenaran
2.
Dapatkah manusia mencapai pengetahuan yang
benar, jika dapat bagaimana caranya?; cara mencapai kebenaran
Sejarah perkembangan
ilmu-ilmu; mula-mula semua ilmu pengetahuan berada satu atap; yaitu
philosophia.
Proses menjadi dewasa
dan mandirinya ilmu pengetahuan berlangsung sedikit demi sedikit.
Ilmu-ilmu pengetahuan
yang tidak secara langsung mempersoalkan hidup dan kehidupan manusia seperti
matematika, fisika, astronomi, dapat melepaskan diri terlebih dahulu ; disebut
ilmu-ilmu yang lebih tua
Ilmu-ilmu pengetahuan
yang langsung mempersoalkan hidup dan kehidupan manusia seperti ilmu hukum,
sosiologi, psikologi, sejarah, sastra dan sebagainya baru lepas belakangan dan
menjadi ilmu pengetahuan yang mandiri; disebut ilmu-ilmu yang lebih muda
Ilmu-Ilmu yang lebih
tua sering mempengaruhi perkembangan ilmu-ilmu yang lebih muda. Secara garis
besar pengaruhnya :
1.
Pengaruh Langsung; bila ilmu yang
lebih muda mengambil meniru konsep-konsep yang lebih tua contoh penggunaan :
individu, stimulus, respon, atau reaksi, dsb.
2.
Pengaruh tidak langsung; bila ilmu
yang lebih muda meniru dan menggunakan metode yang digunakan ilmu yang lebih
tua.
Contoh penggunaan metode observasi,
eksperimen, analisis kuantitatif, analisis kualitatif.
Bridgman;
Pemikir dalam ilmu fisika yang banyak berpengaruh dalam metode penelitian.
Operasionisme;
Pandangan Bridgman; Perubahan cara berpikir (Newton ke Einstein)
menimbulkan banyak kejutan pada ahli fisika.
Definisi
Operasional; Definisi Model Bridgman; bertujuan adalah untuk membuat jelas
semua konsep yaitu memastikan bahwa konsep-konsep tersebut telah mempunyai
acuan operasi yang jelas.
Aspek
Penting dalam Metode Penelitian :
1.
Konsep yang akan digunakan harus didefinisikan
secara operasional (operasionalisasi konsep)
2.
Kuiantifikasi (Kuantitatif)
Stevens;
menggolonkan skala pengukuran menjadi
:
1.
Skala Nominal
2.
Skala Ordinal
3.
Skala Interval
4.
Skala Nisbah (rasio)
B. OBJEK PENELITIAN ILMU SOSIAL
Konsep umum yang mendasari studi ilmu sosial adalah
perilaku
manusia.
Objek yang menjadi perhatian dalam mempelajari
perilaku manusia adalah cara manusia berkembang secara psikologis, bagaimana
mereka berpikir, berinteraksi dengan lingkungannya, mengorganisasikan
masyarakatnya memenuhi kebutuhan hidupnya dan menyelesaikan pertentangan atau
konflik.
Ringkasnya; Konsep umum yang mendasari studi ilmu sosial
adalah proses dan perilaku manusia dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan
politiknya.
Karena penelitian ini adalah penelitian ilmu
sosial, maka objeknya adalah perilaku manusia.
Pokok-Pokok
masalah yang diteliti oleh beberapa disiplin ilmu sosial :
1. Ilmu Politik
Mengkaji salah satu aspek dari kehidupan
masyarakat yang berhubungan dengan kekuasaan (power), kekuatan atau wibawa,
kewenangan (authority), dominasi dan penaklukan (sub-ordination) dikalangan
anggota masyarakat.
2. Antropologi
Mengkaji manusia dan kebudayaan.
Antropologi mempelajari segala jenis manusia dari segala tempat dan zaman
secara holistik dan menyeluruh.
3. Sosiologi
Mengkaji faktor-faktor yang mempertahankan
stabilitas dalam suatu masyarakat dan faktor-faktor yang membawa perubahan
bahkan kehancuran suatu masyarakat.
Penekanan kajian sosiologi adalah
perilaku pada unit kolektif atau masyarakat, bukan individu.
4. Psikologi
Brhubungan dengan perilaku tapi dalam
penekannan individu. Perilaku yang muncul dari dalam diri manusia sendiri,
bukan paksaan dari luar.
5. Ilmu Komunikasi
Berhubungan dengan perilaku individu
dalam berkomunikasi
KEGIATAN BELAJAR 2 : PENDEKATAN DALAM
PENELITIAN
Pendekatan dalam penelitian adalah salah satu
bagian dari keseluruhan proses penelitian.
Pendekatan penelitian menjadi dasar penetapan
desain penelitian; harus dipilih secara cermat.
Pendekatan Penelitian yang tidak pas, akan
mengakibatkan hasil penelitian melenceng dari tujuan yang diharapkan.
A. PENGERTIAN PENDEKATAN
Pendekatan berbeda dengan metode.
Pendekatan
Penelitian adalah Refleksi struktur berpikir yang tersistematis dalam suatu
bentuk atau jenis penelitian yang akan dilakukan, yang dipandang paling tepat
untuk menjawab keingintahuan terhadap suatu hal.
Pendekatan
Penelitian berhubungan dengan :
-
Jenis informasi apa yang diperlukan
-
Dari siapa
informasi dikumpulkan
-
Bagaimana
informasi dikumpulkan.
Pendekatan
penelitian bisa berbeda antara dua penliti dalam satu disiplin ilmu.
B. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian dipilih
bergantung jenis informasi yang diperlukan.
Metode apa yang dipakai tergantung cara
dipilih untuk mengumpulkan informasi.
Meneliti semua penduduk suatu
negara berarti melakukan sensus.
Meneliti sejumlah penduduk suatu
negara berarti melakukan survei.
Sensus dan Suevei adalah contoh
pendekatan penelitian.
C. MEMILIH PENDEKATAN PENELITIAN
Tergantung pada jawaban atas pertanyaan
berikut;
1.
APAKAH INFORMASI YANG KITA PERLUKAN SUDAH
TERSEDIA ?
Informasi dari data statistik yang
tersedia, laporan tahunan, dan dokumen penting sangat diperlukan karena
merupakan sumber data sekunder.
Jika informasi belum tersedia maka
memerlukan pengumpulan data. Informasi belum tersedia tersebut disebut data
primer.
2.
MENGAPA KITA MEMERLUKAN INFORMASI ?
Ingin tahu, memahami, menerangkan, dan
jika mungkin mencari sebab manusia bersikap, berpendapat, dan berperilaku
tertentu maka untuk menjawab semua itu informasi diperlukan.
3.
POPULASI SEPERTI APA YANG HENDAK KITA TERANGKAN
?
Dengan mempetimbangkan :
a.
Apakah penelitian untuk individu, sekelompok
orang saja, atau digeneralisasikan pada populasi tertentu
b.
Apakah kesimpulan ditarik, diberlakukan untuk
sejumlah individu, lembaga, atau masyarakat.
4.
SUMBER DAYA APA YANG KITA MILKI DAN DAPAT
KITA KERAHKAN ?
D. RAGAM PENDEKATAN PENELITIAN
1.
PENDEKATAN PENELITIAN HISTORIS
Jika penelitian bertujuan untuk membuat
rekonstruksi masa lampau secara sistematik dan objektif
2.
PENDEKATAN PENELITIAN DESKRIPTIF
(Penelitian survey): Untuk membuat deskripsi
mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.
3.
PENDEKATAN PENELITIAN PERKEMBANGAN
Penelitian bertujuan untuk menyelidiki
pola dan perurutan pertumbuhan dan atau perubahan (faktor-faktor yang diteliti)
4.
PENDEKATAN PENELITIAN KASUS DAN PENELITIAN LAPANGAN
Penelitian bertujuan mempelajari secara
intensif latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit
sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat
5.
PENDEKATAN PENELITIAN KORELASIONAL
Penelitian bermaksud mendeteksi sejauh
mana variasi-variasi pada satu atau lebih variabel penelitian lain
6.
PENDEKATAN PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF
Meneliti kemungkinan saling hubungan
sebab akibat antara variabel penelitian dengan variabel penelitian lainnya,
dengan cara meneliti akibat yang ada dan mencariu kembali faktor-faktor yang
menjadi penyebabnya.
7.
PENDEKATAN PENELITIAN EKSPERIMENTAL
SUNGGUHAN (TRUE EXPERIMENTAL RESEARCH)
Meneliti kemungkinan saling hubungan
sebab akibat antara variabel penelitian dengan variabel penelitian lainnya,
dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok ekperimental dengan satu
atau lebih kondisi perlakukan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih
kelompok kontrol yang tidak disertai kondisi perlakuan.
8.
PENDEKATAN PENELITIAN EKSPERIMENTAL SEMU
(QUASI EXPERIMENTAL RESEARCH)
(Mirip dengan eksperimental), dilakukan
karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi
semua variabel yang relevan
9.
PENDEKATAN PENELITIAN KAJI TINDAK (ACTION
RESEARCH)
Penelitian bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan
baru atau cara pendekatan baru dan untuk ememcahkan masalah dengan penerapan
langsung pada dunia kerja atau dunia aktual lainnya
E. TUGAS-TUGAS ILMU DAN PENELITIAN
Tugas Ilmu dan Penelitian adalah
Identik, secara singkat sebagai berikut.
1.
Tugas Mendeskripsikan
Menggambarkan secara jelas dan cermat
hal-hal yang dipersoalkannya.
2.
Tugas Menerangkan
Menerangkan kondisi-kondisi yang
mendasari terjadinya peristiwa-peristiwa.
3.
Tugas Menyusun Teori
Mencari dan merumuskan hukum-hukum atau aturan-aturan
mengenai hubungan antara kondisi yang satu dengan kondisi yang lain ayau
hubungan antara satu perisitiwa dengan peristiwa lainnya.
4.
Tugas Memprediksi
Membuat prediksi, estimasi, dan proyeksi
mengenai peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi atau gejala-gejala yang bakal
muncul.
5.
Tugas Mengendalikan
Melakukan tindakan guna mengendalikan
peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala
Kelima tugas dari ilmu dan penelitian tersebut
digunakan sebagai kreteria untuk menentukan bobot suatu karya keilmuan.
MODUL 3
LANGKAH-LANGKAH
DALAM PENELITIAN.
Langkah-langkah penelitian perlu dipelajari karena
penelitian adalah suatu proses; yaitu
suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis
guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
KEGIATAN BELAJAR 1 : PREPOSISI PENELITIAN
A. PREPOSISI
Preposisi
adalah ; Suatu pernyataan yang tediri dari satu atau lebih konsep atau
variabel.
-
Terdiri satu Konsep/Variabel disebut
Preposisi Univariat
-
Terdiri dua Konsep/Variabel disebut Preposisi
Bivariat
-
Terdiri satu Konsep/Variabel disebut Preposisi
Univariat
-
Terdiri
lebih dari dua Konsep/Variabel disebut Preposisi
Multivariat
Contoh
:
Univariat : 80%
mahasiswa UT sudah bekerja
Bivariat :
Mahasiswa UT yang sudah bekerja
cenderung
lebih sering lupa
melakukan registrasi ulang
Multivariat ; Mahasiswa UT yang sudah bekerja cenderung lebih sering lupa melakukan registrasi
ulang, sehingga masa studinya lebih lama dibanding
Mahasiswa UT yang tidak bekerja.
JENIS
PREPOSISI YANG LAZIM DAN DIKENAL :
1.
AKSIOMA
Pernyataan yang sudah
diterima sebagai kebenaran dan berlaku dan tidka memerlukan pengujian. Konotasi lebih matematis (Ilmu eksakta)
2.
POSTULAT
Sama dengan aksioma.
Lebih sering digunakan untuk pernyataan yang kebenaran (Berlakunya) terbukti
secara empirik
3.
TEOREM
Pernyataan yang
dideduksikan dari sejumlah aksioma atau postulat.
4.
HOPOTESIS
Pernyataan yang
bentuknya dapat diuji dan memprediksi suatu hubungan tertentu antara dua variabel
atau lebih. Kebenarannya harus diuji secara empirik.
5.
GENERALIST EMPIRIK
Pernyataan yang
disimpulkan secara induktif dari sejumlah data yang diperoleh dari suatu hasil
penelitian.
B. TEORI DAN PEMBENTUKANNYA
Teori adalah
Serangkaian Konsep dalam bentuk preposisi-preposisi yang saling berkaitan,
bertujuan untuk memberikan gambaran yang sistematik tentang suatu gejala.
Sumber Teori
dari teori-teori lain yang ada,
pengamatan dan penelitian, akal sehat (common sense) mengenai suatu gejala.
Pembentukan suatu Teori melalui dua proses
berpikir:
1.
Proses
Berpikir Induksi
Proses pembentukan teori melalui
penarikan kesimpulan secara umum dari gejala khusus.
2.
Proses
Berpikir Deduksi
Proses pembentukan teori melalui penarikan kesimpulan secara
khusu dari gejala umum.
Dikenal juga dengan Silogisme yaitu suatu argumentasi yang terdiri dari tiga buah
preposisi
-
Preposisi pertama (premis mayor); pernyataan
bersifat umum
-
Preposisi kedua (premis minor); pernyataan
bersifat khusus
-
Preposisi ketiga (konklusi); kesimpulan
Agar
konklusi benar, premis major dan minor harus benar.
Salah
Satu ayat
Silogisme ; premis minor harus merupakan bagian dari premis major.
Premis Major : Semua S
adalah P
Premis Minor : S1 adalah
bagian dari S
Konklusi : S1
adalah juga bagian dari P
TUJUH JENIS PENJELASAN :
1.
GENETIK
Penjelasan mengapa suatu
gejala ada, dan bagaimana bentuknya saat ini.
2.
INTENSIONAL
Penjelasanmengenai apa
yang mendasari atau menjadi tujuan perilaku seseorang
3.
DISPOSISIONAL
Biasanya dilakukan untuk
meneliti perilaku individual, yaitu dengan cara menjelaskan mengapa seseorang
memiliki kecendrungan berprilaku tertentu
4.
FUNGSIONAL
Suatau gejala yang
dijelaskan dianggap nerupakan bagian dari suatu gejala lainyang lebih luas.
5.
MELALUI
GENERALISASI EMPIRIK
Penjelasan yang dibuat
dengan cara menyimpulkan hubungan diantara sejumlah gejala melaui pengamatan
hubungan gejala-gejala tersebut dari beberapa keadaan atau kasus yang lebih
kecil atau terbatas, kemudian meningkat ke sejumlah keadaan atau kasus yang
lebih nesar atau lebih luas.
6.
MELALUI
ALASAN
Mirip intensional dan
disposisional, yaitu memberikan penjelasan mengenai perilaku seseorang dengan
cara menanyakan yang bersangkutan alasan melakukannya.
7.
TEORI
FORMAL
Teori yang dibentuk
secara deduksi, menekankan kepada adanya aturan hukum seperti halnya pada ilmu
eksakta. Teori formal mencakup :
a. Aksioma
b. Teorem
C. KONSEP DAN VARIABEL
1. KONSEP
Konsep Adalah
sebagai ide, penggambaran atau deskripsi dari hal-hal atau benda-benda atau
gejala-gejala sosial, yang dinyatakan dalam kata atau istilah. Konsep terbentuk
melalui proses abstraksi dan generalisasi.
Abstraksi
adalah suatu proses menarik intisari dari ide-ide, hal-hal, benda-benda,
atau gejala-gejala sosial.
Generalisasi
adalah suatu aktivitas menarik kesimpulan umum dari sejumlah ide-ide, hal-hal,
benda-benda, atau gejala-gejala sosial.
Ciri Konsep adalah bersifat umum; sehingga
memungkinkan terjadi perubahan-perubahan tanpa harus membuat konsep baru.
Definisi adalah pernyataan yang
dapat mengartikan atau memberi makna suatu istilah atau makna tertentu.
Untuk membuat
definisi yang baik, jal perlu diperhatikan adalah bahwa definisi :
1.
Tidak mengandung istilah atau konsep yang
didefinisikan, atau mengandung istilah yang sinonim, atau isitlah yang
berhubungan erat dengan apa yng didefinisikan
2.
Tidak dirumuskan dalam bentuk kalimat
negatif
3.
Dinyatakan dalam bahasa yang sederhana,
jelas dan rinci agar mudah dimengerti oleh orang lain.
2. VARIABEL
Konsep yang sudah didefinisikan harus dapat diamati
dan diukur, maka untuk itu lebih dahulu diubah menjadi Konsep yang Kongkret yang dapat
dioperasionalkan (Operasionalisasi Konsep).
Konsep yang sudah konkret ini dikenal dengan nama Variabel
; yaitu Konsep yang mempunyai Variasi Nilai.
Variabel memiliki simbol atau lambang yang kita
letakan yang berbentuk bilangan atau nilai.
Selain
memiliki nilai, variabel dapat berbentuk :
VARIABEL
DIKOTOMI : adalah varibael-variabel yang hanya memiliki 2 nilai.
VARIABEL
POLITOMI : adalah variabel yang memiliki satu sifat (nilai)
VARIABEL
KONTINYU : adalah variabel yang memilki nilaio kontinyu. Misalnya variabel
kecerdasan; kecerdasan tinddi, sedang, rendah.
KEGIATAN BELAJAR 2 : LANGKAH-LANGKAH
PENELITIAN
LANGKAH 1 :
IDENTIFIKASI, PEMILIHAN, DAN PERUMUSAN MASALAH
Masalah akan muncul jika ada kesenjangan antara das
sollen (apa yang seharusnya/harapan/diperlukan) dengan das
sein (apa yang ada dalam kenyataan/kenyataan/tersedia)
IDENTIFIKASI
MASALAH
Dari banyaknya masalah yang tersedia tinggal
peneliti mengindentifikasinya.
Hal-Hal yang dapat menjadi Sumber masalah :
1.
Bacaan
Terutama Hasil Laporan Penelitian
2.
Seminar,
Diskusi, dan pertemuan ilmiah
3.
Pernyataan
pemegang otoritas
Baik otoritas pemerintahan, maupun
pemegang otoritas dalam ilmu tertentu
4.
Pengamatan
sepintas
5.
Pengalaman
Pribadi
6.
Perasaan
intuitif
Muncul dalam pemikiran peneliti ketika
bangun tidur, atau ketika sedang istirahat.
PEMILIHAN
MASALAH
Pertimbangan untuk menentukan apakah suatu masalah
layak dan sesuai untuk diteliti atau tidak, pada dasarnya dilakukan dari dua
sisi :
1.
Dari
sisi masalahnya
Sejauh mana penelitian masalah memberi
sumbangan kepada :
a.
Pengembangan teori dalam bidang berkaitan dengan
dasar teoritik penelitian
b.
Pemecahan masalah-masalah praktis
2.
Dari
sisi calon peneliti
Manageabel atau tidak dengan calon
peneliti. Manageability terutama terlihat dari lima segi :
a.
Biaya yang tersedia
b.
Waktu yang digunakan
c.
Alat dan pelengkapan tersedia
d.
Bekal kemampuan teoretik
e.
Penggunaan metode yang diperlukan.
A. PERUMUSAN MASALAH
1.
Maslah hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat
tanya
2.
Rumusan masalah padat dan jelas
3.
Memberi petunjuk tentang kemungkinan
mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan yang terkadnung di rumusan.
LANGKAH 2 :
PENELAAHAN PUSTAKA ATAU LANDASAN TEORI
Landasan Teori diperlukan agar penelitian dilakukan
memiliki dasar yang kokoh dan bukan sekedar coba-coba (trial and error). Untuk
memperoleh informasi tentang berbagai hal maka perlu melakukan telaah pustaka.
Pengelompokan
Sumber bacaan; Sumber acuan umum dan sumber acuan khusus
Dua Kriteria
dalam memilih Sumber Bacaan; prinsip kemutakhiran (recency) dan prinsip
relevan.
LANGKAH 3 :
PENYUSUNAN HIPOTESIS
Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, yang
kebenarannya masih harus diuji secara empirik
Perumusan
Hipotesa sebaiknya :
1.
Menyatakan pertautan antar variabel
2.
Dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau
pernyataan
3.
Dirumuskan secara jelas dan padat
4.
Dapat diuji
LANGKAH 4 :
IDENTIFIKASI, KLASIFIKASI, DAN PENENTUAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL-VARIABEL
Definisi
Operasional adalah didasarkan atas sifat-siafat variabel yang didefinisikan
yang dapat diamati atau di observasi.
Cara
Menyusun Definisi Operasional :
1.
Definisi POLA I ; disusun berdasarkan atas
kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi.
2.
Definisi POLA II : disusun atas dasar bagaimana
variabel yang didefinisikan itu beroperasi
3.
Definisi POLA III : dibuat berdasarkan atas
bagaimana variabel yang didefinisikan itu nampaknya.
LANGKAH 5 :
PENYUSUNAN DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian ditentukan oleh variabel
penelitian yang sudah diidentifikasi, dan hipotesa yang akan diuji
kebenarannya,
Desain penelitian sekaligus juga merupakan desain
analisis data.
LANGKAH 6 :
PEMILIHAN ATAU PENGEMBANGAN ALAT PENGAMBIL DATA
Agar penelitian dapat menghasilkan kualitas yang
bagus, maka alat pengumpul datanya harus memenuhi syarat-syarat sebagai alat
pengumpul data yang baik yaitu Reliabel dan Valid Realibilitas (Validitas).
Pemilihan
Alat Pengumpul Data; yang akan digunakan ditentukan oleh variabel yang akan
diambil datanya.
Pengembangan
Alat Pengumpul Data; Dalam penelitian ilmu sosial sering alat pengumpul
data belum tersedia, karenanya seringkali harus mengembangkan atau
setidak-tidaknya mengadaptasi yang telah pernah digunakan.
LANGKAH 7 :
PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
LANGKAH 8 :
PENGUMPULAN DATA
LANGKAH 9 :
PENGOLAHAN DAN ASLISIS DATA
LANGKAH 10 :
INTERPRETASI HASIL ANALISIS DATA
LANGKAH 11 :
PENYUSUNAN LAPORAN
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN DALAM BERBAGAI
RAGAM PENELITIAN
1.
PENELITIAN HISTORIS (HISTORICAL RESEARCH)
a.
Definisi Masalah
b.
Rumuskan Tujuan penelitian
c.
Kumpulkan Data
d.
Evaluasi Data
e.
Susun Laporan
2.
PENELITIAN DESKRIPTIF (DESCRIPTIVE RESEARCH)
a.
Definisikan Masalah
b.
Rancang Cara Pendekatan
c.
Kumpulkan Data
d.
Olah dan Interprestasi Data
e.
Susun Laporan
3.
PENELITIAN PERKEMBANGAN (DEVELOPMENTAL RESEARCH)
a.
Definisikan masalah
b.
Penelaahan Kepustakaan
c.
Susun Desain Penelitian
d.
Kumpulkan Data
e.
Evaluasi Data
f.
Susun Laporan
4.
PENELITIAN KASUS DAN PENELITIAN LAPANGAN
(CASE STUDY AND FIELD RESEARCH)
a. Rumuskan
Tujuan
b. Rancang
cara pendekatan
c. Kumpulkan
data
d. Organisasikan
data
e. Susun
Laporan
5.
PENELITIAN KORELASIONAL (CORRELATIONAL
RESEARCH)
a.
Definisikan Masalah
b.
Penelaahan Kepustakaan
c.
Rancang Cara Pendekatan
d.
Kumpulkan Data
e.
Analisis data
f.
Tulis Laporan
6.
PENELITIAN KASUS KOMPARATIF (CAUSAL
COMPARATIVE RESEARCH)
a.
Definisi masalah
b.
Penelaahan Pustaka
c.
Rumuskan Hipotesa
d.
Merumuskan asumsi-asumsi
e.
Rancang cara pendekatan
7.
PENELITIAN EKSPERIMENTAL SUNGGUHAN (TRUE
EXPERIMENTAL RESEARCH)
a.
Telaah Kepustakaan
b.
Identifikasi dan definisi masalah
c.
Rumusan Hipotesa
d.
Definisikan pengertian dasar dan variabel utama
e.
Susun rencana eksperimen
f.
Laksanakan eksperimen
g.
Mengatur data kasar untuk dianalisis data
h.
Tes Signifikasi
i.
Interprestasi
j.
Tulis Laporan
8.
PENELITIAN EKSPERIMENTAL SEMU
(QUASI-EXPERIMENTAL RESEARCH)
Sama dengan langkah-langkah eksperimental
sungguhan, hanya diperlukan juga pengakuan yang hati-hati dan teliti terhadap
keterbatasan validitas internal dan eksternal
9.
PENELITIAN TINDAKAN (ACTION RESEARCH)
a.
Definisi
b.
Penelaahan Kepustakaan
c.
Rumusan Hipotesa
d.
Research setting (Prosedur)
e.
Kriteria evaluasi, teknik pengukuran, dll
f.
Analisis Data
g.
Menulis Laporan
MODUL 4
DESAIN
PENELITIAN.
Desain Penelitian adalah sebuah rencana, garis
besar tentang bagaimana peneliti akan memahami bentuk hubungan antara variabel
yang ditelitinya; menjawab pertanyaan dan menguji hipotesa; pedoman ’do and
don’t list’ dalam kegiatan penelitian.
KEGIATAN BELAJAR 1 : VARIABEL PENELITIAN
MENGIDENTIFIKASI
VARIABEL
Variabel yang ada dalam penelitian ditentukan oleh
landasan teorinya dan ditegaskan oleh hipotesa penelitiannya.
Jumlah variabel penelitian ditentukan oleh sofistikasi
desain penelitian, makin sederhana semakin sedikit variabel sebaliknya makin
kompleks semakin banyak variabel.
MENGKLASIFIKASI
VARIABEL
1.
BERDASARKAN
JENIS DATA
Pada dasarnya berkaitan dengan proses
kuantifikasi, yang digolongkan menjadi:
a.
Variabel
Nominal; ditetapkan berdasarkan proses pengklasifikasian
b.
Variabel
Ordinal; berdasarkan jenjang atribut tertentu
c.
Variabel
Interval; yang dihasilkan dari suatu pengukuran yang didalamya terdapat
satuan (unit) pengukuran yang sama
d.
Variabel
Ratio; mempunyai nilai nol mutlak.
2.
BERDASARKAN
FUNGSINYA DALAM PENELITIAN
a.
Variabel Tergantung (dependent variabel);
dipikirkan sebagai akibat
b.
Variabel Bebas (independent variabel);
dipikirkan sebagai sebab.
Termasuk dalam variabel bebas adalah
Variabel kendali (kontrol), moderator, dan variabel rambang.
Variabel antara (intervening variable);
variabel yang mungkin muncul diantara variabel bebas (sebab) dan variabel
tergantung (akibat).
Variabel moderator; variabel yang memperngaruhi tetapi tidak
langsung
Variabel Kendali (Kontrol); Variabel yang berpengaruh, tetapi peneliti
ingin menetralisir variabel ini
Variabel Rambang; Variabel-variabel yang jumlahnya masih
banyak mungkin dianggap pengaruhnya tidak signifikan karena itu diabaikan.
3.
BERDASARKAN
POSISI VARIABEL DALAM PENELITIAN
a. Variabel aktif (active variabels); variabel yang dimanipulasi
b. Variabel atribut ; variabel yang diukur
4.
BERDASARKAN
NILAI YANG DILEKATKAN PADA VARIABEL
a.
Variabel Kontinu (continuous variabels); variabel yang dpat dilekatkan nilai yang
tersusun berurutan
b.
Variabel kategorical atau variabel nominal
(categorical variabels); variabel
yang dilekatkan kategori yang didasarkan pada definisi yang sudah dibuat atas
variabel tersebut.
KEGIATAN BELAJAR 2 : DESAIN PENELITIAN
A.
TUJUAN
PENELITIAN
Adalah alat
pemandu kegiatan penelitian.
B.
SIFAT
MASALAH
Sifat masalah
akan memainkan peranan utama dalam menentukan cara-cara pendekatan yang cocok,
dan akan menentukan desain penelitian yang akan digunakan.
KEGIATAN BELAJAR 3 : DESAIN PENELITIAN
EKSPERIMENTAL
A.
DESAIN-DESAIN
PENELITIAN PRA-EKSPERIMENTAL (PRE-EXPERIMENTAL RESEARCH DESIGNS)
1.
The
One – mShot case study
Suatu
kelompok dikenakan perlakuan atau treatmen atau perlakuan tertentu, kemudian
dilakukan pengukuran terhadap variabel tergantung, yaitu efek atau pengaruh
dari perlakuan yang diberikan tersebut (post-test)
2.
One-Group
Pretest-Posttest Design
digunakan
satu kelompok subjek. Pertama-tama dilakukan pengukuran, lalu dikenakan
perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran untuk
keduakalinya.
3.
The
static Group Comparison; Randomized Control Group only Design
Sekelompok
subjek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokan secara acak (random)
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
B.
DESAIN-DESAIN
EKSPERIMENTAL SUNGGUHAN (TRUE EXPERIMENTAL RESEARCH DESAIGNS)
1.
Randomized
Control-Group Pretest-Posttest Desaign
Sekelompok
subjek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokan secara acak (random)
menjadi dua kelompok (eksperimen dan kontrol)
2.
Randomized
Solomon Four-Group Design (RSFG)
Subjek
ditempatkan kedalam empat kelompok secara random, sehingga memungkinkan membuat
asumsi kelompok 3 dan 4 adalah pretest, kelompok 1 dan 2 adalah pretest.
C.
DESAIN-DESAIN
EKSPERIMENTAL SEMU (QUASI EXPERIMENTAL DESIGN)
Desain experimental Semu adalah desain yang disusun
menurut model desain eksperimental, tetapi belum dapat memiliki ciri-ciri
desain eksperimental sesungguhnya karena variabel yang harus dikontrol atau
dimanipulasi tidak dapat dikontrol sehingga validitas penelitian tidak cukup
memadai untuk disebut eksperimen yang sebenarnya.
1.
The
non-equivalent control-Group design
Dalam
desain ini kelompok tidak diambil secara random dan tidak diwajibkan untuk
mengikuti tes awal
2.
The time
series experiment
Pengukuran
dilakukan berulang-ulang sebelum dan sesudah treatmen
3.
Correlation
design
Data
diambil dari survai atau hasil observasi
4.
Bahaya
Invaliditas
Terhadap
validitas internal maupun validitas eksternal
MODUL 5
POPULASI DAN
SAMPEL
KEGIATAN BELAJAR 1 : KONSEP KONSEP DI DALAM
POPULASI DAN SAMPEL
A.
DEFINISI
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi; adalah keseluruhan elemen atau satuan yang
ingin diteliti.
Batasan
Populasi penelitian; mencakup tiga unsur; isi,cakupan dan waktu.
Merumuskan Definisi Populasi Penelitian, ada dua tahapan yang dilalui :
1.
Menentukan
batas populasi target; sesuai dengan tujuan penelitian; harus
memperhitungkan :
a.
Sejauhmana generalisasi yang ingin dicapai oleh
peneliti.
UNIT
ANALISIS ; Satuan yang akan diteliti,
bisa berupa individu, kelompok, organisasi, kata-kata, simbol, dokumen, surat
kabar, dsb.
UNIT
OBSERVASI ; Satuan darimana informasi
berasal / kita peroleh.
b.
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi peneliti
untuk dapat menarik sampel
2.
Setelah
Populasi target diketahui; membuat kerangka sampel berdasarkan populasi
target dan populasi survei
KERANGKA
SAMPEL : Sebagai Operasionalisasi
populasi dalam bentuk daftar seluruh elemen populasi yang menggambarkan sedekat
mungkin karakter populasi
SAMPLING
UNIT : Satuan yang digunakan peneliti
untuk menarik sampel
SAMPLING
ELEMENT : Satuan yang menjadi target
akhir dalam proses penarikan sampel.
B.
ALASAN
PENELITIAN HARUS MENARIK SAMPEL
Total sampling atau Complete Enumeration ; adalah
kondisi ideal dimana peneliti harus meneliti seluruh elemen yang ada, atau
meneliti seluruh populasi yang ada.
Argumen
mengapa peneliti harus menarik Sampel :
1.
Adanya
keterbatasan yang dimiliki peneliti untuk melakukan penelitian terhadap
keseluruhan elemen yang akan diteliti
2.
Berkaitan
dengan kualitas data
3.
Ketersediaan
dana
C.
DESAIN
SAMPEL
Desain
Sampel berfungsi; untuk menguraikan bagaimana sampel itu dipilih dari
populasi yang ada.
Ketersediaan kerangka sampel menjadi syarat utama
untuk bisa menarik sampel secara probabilitas.
Ketiadaan kerngka sampel maka sampel ditarik secara
non-probabilitas.
Desain sampel menjadi bagian yang sangat penting
dalam menjembatani jarak antara populasi dan sampel.
Faktor
dipertimbangkan daalm membuat desain sampel :
1.
Akurasi
data
2.
Ketersediaan
Sumber Daya
3.
Teknik
Pengumpulan Data
D.
BESARAN
SAMPEL DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Rumus
Slovin; rumus yang digunakan untuk menentukan besaran sampel yang akan
diambil dalam penelitian :
n = N
/ 1+N α ²
n = besaran sampel
N = besaran populasi
α (alpha) = nilai kritis (batas
ketelitian) yang digunakan
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan sampel dari populasi :
1.
Heterogenitas populasi penelitian
2.
Keakuratan data yang diinginkan
3.
Jumlah variabel penelitian
4.
Petimbangkan praktis; dana, waktu, dan sumber
daya
KEGIATAN BELAJAR 2 : TEKNIK PENARIKAN SAMPEL
Macam
penarikan sampel :
1.
Teknik
Penarikan sampel probabilitas; Teknik
Penarikan sampel yang mendasarkan pada prinsip bahwa setiap elemen dalam
populasi memiliki kesempatan yang sama
untuk terpilih sebagai sampel.
2.
Teknik
Penarikan sampel non-probabilitas; Teknik
Penarikan sampel yang mendasarkan pada prinsip bahwa setiap elemen dalam
populasi tidak memiliki kesempatan yang
sama untuk terpilih sebagai sampel.
A.
TEKNIK
PENARIKAN SAMPEL SECARA PROBABILITAS
1. Teknik Pengambilan Sampel secara acak
sederhana (Simple Random Sampling)
Teknik
yang termudah; jika jumlah sampelnya tidak terlalu besar; prinsipnya seperti
melakukan undian dalam arisan/pengambilan hadiah.
2. Teknik Penarikan Sampel Sistematis
(Systematical Sampling)
Mudah
digunakan jika jumlah populasi sangat banyak dan sifatnya homoge. Tahapannya:
a. Susun kerangka sampel dengan cara membagi
jumlah populasi dan jumlah sampel diinginkan
b. Pilih salah satu kelompok dengan cara acak.
3. Teknik Penarikan Sampel secara Stratifikasi
(Stratified Sampling)
Jika
dalam penelitian yang dilakukan, peneliti beranggapan bahwa populasinya sangat
heterogen.
a. Penarikan sampel proporsional
b. Penarikan sampel secara non-proporsional
4. Teknik Penarikan Sampel Cluster (Cluster
Sampling)
Jika
kita memiliki keterbatasan dalam menyusun kerangka sampel, mengingat populasi
yang ada sangat besar dan tersebar dalam wilayah yang luas.
B.
TEKNIK
PENARIKAN SAMPEL SECARA NON-PROBABILITAS
1. Teknik Penarikan Sampel Aksidental
Jika
populasi penelitian relatif homogen dan peneliti sulit untuk menyusun kerangka
sampel.
2. Teknik Penarikan Sampel Purposive
Dengan
menentukan kriteria khusus terhadap sampel,dan dilakukan berdasar pilihan
langsung peneliti
3. Teknik Penarikan Sampel secara Kuota
Jika
populasinya cenderung heterogen dan tersebar luas.
4. Teknik Penarikan Sampel Snowball
Jika
ingin mendalami suatu kasus yang sifatnya sensitifsehingga peneliti sulit untuk
membuat kerangka sampel.
C.
PENARIKAN
SAMPEL DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Dalam penelitian Kualitatif tidak dikenal istilah
Sampel dan populasi, Populasi Penelitian disebut dengan Subjek
Penelitian.
Sampel penelitian jumlah pastinya tidak bisa
ditentukan sebelum terjun langsung ke
lapangan.
Peneliti terus melakukan pencarian sampel hingga
data bersifat jenuh.
Pengertian jenuh ; Jika sampel-sampel yang dipilih tidak ada
variasi dta yang ditemukan, sampel dinyatakan cukup, pengumpulan sampel
dihentikan.
MODUL 6
PENGUMPULAN
DATA
KEGIATAN BELAJAR 1 : VALIDITAS DAN
RELIABILITAS
A.
VALIDITAS
1.
Pengertian
Validitas
2.
Jenis-Jenis
Validitas
a.
Validitas
permukaan (face validity)
Merupakan
jenis validitas yang paling mudah karena tingkat konsep yang hendak diukur
kurang abstrak dan sederhana, sehingga tidak memerlukan penjabaran yang rumit untuk
dioperasionalkan.
b.
Validitas
Kriteria (Criterium Validity)
Valid dan
tidaknya alat ukur terletak pada penggunaan kriteria sebagai landasan
penilaian.
c.
Validitas
Konstruk (Construct Validity)
Validitas
yang paling tinggi tingkatannya karena diperlukan indikator dan penilaiannya
lebih rumit.
3.
Menilai
Validitas Alat Ukur
Adalah dengan
mencari variabel utama penelitian, kemudian mengamati definisi operasionalnya.
Jika tingkat abstraksi konsepnya sederhana dan tidak
rumit maka penilaian validitas didasarkan pada validitas permukaan.
Jika tingkat abstraksi konsepnya sangat rumit maka penilaian validitas didasarkan
pada validitas konstruk.
B.
RELIABILITAS
1.
Pengertian Reliabitias
Pengeritan Reliabilitas (Realibility) merujuk kepada masalah ke-ajegan (tetap)
atau kemantapan alat ukuryang dipakai; Apakah alat ukur yang anda gunakan tepat
untuk mengukur variabel yang hendak anda ukur.
Jika suatu
alat ukur dikatakan Reliabel jika
dia menghasilkan ukuran yang sama antara pengukuran pertama, kedua, ketiga dan
seterusnya.
Tiga Aspek Penting dalam Reliabilitas:
-
Dapat diandalkan (dependability)
-
Dapat diramalkan (predictability)
-
Menunjukan Ketetapan
2.
Hubungan Validitas dan Reliabilitas
Validitas
langsung mempermasalahkan kesesuaian antara konsep dengan kenyataan empirik,
sedangkan reliabilitas mempermasalahkan kesesuaian beberapa hasil pengukuran
pada tingkat empirik.
Jika
penilaian validitas cenderung bersifat kualitatif karena bersifat abstrak, Maka
Penilaian Reliabilitas lebih bersifat nyata karena dapat menggunakan
perhitungan kuantitatif.
3.
Menilai Reliabilitas alat ukur
a.
Metode Ulang
Dilakukan
dengan cara alat ukur yang sama diberikan kepada responden yang sama tetapi
dalam situasi yang berbeda.
b.
Metode paralel
Cara pertama;
dilakukan oleh dua orang dengan menggunakan satu alat ukur yang sama
Cara kedua;
dilakukan oleh satu orang peneliti tetapi menggunak alat ukur yang berbeda
c.
Metode belah dua
Dalam metode
ini alat ukur dibagi menjadi dua bagian; mengukur satu konsep yang sama; setiap
bagian terdiri dari pertanyaan yang homogen.
Beberapa cara membelah alat ukur :
1.
Dibelah
menjadi dua secara random
2.
Dibelah
menjadi dua; bagian atas dan bagian bawah
3.
Dikelompokan
menjadi kelompok nomor genap dan nomor ganjil.
KEGIATAN BELAJAR 2 : TEKNIK PENGUMPULAN DATA
DALAM PENELITIAN KUANTITATIF
A.
PENELITIAN
SURVEI
Merupakan suatu ragam penelitian didalam
penelitian kuantitatif yang mengandalkan pada jawaban responden atas pertanyaan
yang sudah disusun berdasarkan kerangka teori yang digunakan oleh peneliti.
1.
Operasional
Konsep
Dengan
dibuatnya Operasionalisasi konsep, maka peneliti dengan mudah menyusun
instrumen penelitian
2.
Jenis-Jenis
Instrumen Penelitian Survei
a. Mail
and self-administered questionnaire
b. Telephone
Interview
c. Seperti
halnya dalam mail and self-administered questionnaire, dengan menggunakan
telepon pun terdapat beberapa kelemahan yaitu :
d. Face-to-face
interview; Peneliti secara
langsung bertemu dengan responden, dan menanyakan secara langsung pertanyaan
yang ada dalam kuesioner
KEUNTUNGAN
WAWANCARA SECARA LANGSUNG :
1)
Response Rate tinggi; karena saat itu juga daftar pertanyaan
penelitian bisa langsung ditanyakan kepada responden
2)
Peneliti dapat langsung melihat reaksi
responden terhadap pertanyaan
3)
Bisa menggunakan komunikasi yang non verbal
dan bantuan visual
4)
Peneliti dapat melakukan Probing
KERUGIAN
WAWANCARA SECARA LANGSUNG :
1) Biaya
relatif tinggi
2) Kemungkinan
terjadi bias pewawancara
3.
Teknik
Melakukan Wawancara
a.
Peranan dari pewawancara; Tugas Pewawancara:
1) Harus bisa bekerjasama dan berhubungan baik
dengan rsponden (rapport)
2) Harus bisa mengurangi rasa malu, takut dan
curiga dialami responden
3) Harus bisa mengamati reaksi yang diberikan
responden saat menjawab pertanyaan
4) Tidak memberikan penilaian benar atau salah
jawaban responden
b.
Tahapan yang harus dilalui pewawancara
1) Perkenalan
2) Menunjukan tanda indentitas
3) Mengajukan
pertanyaan dengan memberikan kesempatan bagi responden untuk menjawab
4) Mencatat berbagai informasi yang penting
5) Memberikan probing jika responden kesulitan
memahami pertanyaan
B.
PENELITIAN
EKSPERIMENTAL
Dalam penelitian eksperimental peneliti dapat melakukan manipulasi kondisi
dengan memberikan treatmen atau menciptakan suatu kondisi yang mampu merangsang
subjek yang diteliti.
Konsep yang
harus diketahui sebelum melakukan penelitian eksperimen :
a.
Subjek
Penelitian; orang-orang yabg akan
diteliti
b.
Random
asignment; cara membagi subjek-subjek
penelitian kedalam beberapa kelompok secara acak
c.
Matching; membagi subjek-subjek penelitian kedalam beberapa kelompok berdasarkan
kesamaan karakteristik
d.
Treatmen; merupakan variabel bebas atau sering disebut juga dengan perlakuan atau
kondisi yang dimanipulasi peneliti
e.
Respon; variabel terikat
f.
Pre-test; pengukuran atau observasi terhadap variabel akibat sebelum dilakukan
treatmen
g.
Post-test; pengukuran atau observasi terhadap variabel akibat setelah dilakukan
treatmen
h.
Kelompok eksperimen; kelompok subjek penelitian yang diberikan
treatmen
i.
Kelompok pembanding; kelompok subjek penelitian yang tidak diberi
treatmen
Langkah-Langkah
Penelitian Eksperimen :
1.
Kelompok Membagi subjek kedalam dua kelompok
atau lebih; kelompok eksperimen dan kelompok pembanding
2.
eksperimen diberikan treatmern atau perlakukan,
kelompok pembanding tidak
3.
Dilakukan pengujian atau observasi terhadap
kedua kelompok, kemudian dibandingkan hasilnya.
C.
PENELITIAN
ANALISIS ISI
Biasa berbentuk teks, gambar, ide, pesan, arti,
dsb.
Perbedaannya dengan survei dan eksperimental adaalh
tidak adanya objek penelitian. Karena objek penelitian ini berupa benda mati,
maka peneliti lebih mudah untuk membandingkan antyara objek yang satu dengan
objek yang lain.
KEGIATAN BELAJAR 3 : TEKNIK PENGUMPULAN DATA
DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Penelitian Kualitatif memiliki sifat fleksibel;
diartikan peneliti bisa saja memulai mengumpulkan data dilapangan baru kemudian
membuat proposal; Setelah menganalisa data yang didapat dilapangan, peneliti
bisa memutuskan kembali kelapangan mengumpulkan data; Kondisi disebut dengan logic
in practice.
A.
MELAKUKAN
PERSIAPAN
DEFOCUSING, mengandung arti :
-
Tindakan peneliti untuk memperhatikan
keseluruhan situasi, masyarakat dan setting, sebelum memutuskan mana yang akan
masuk kedalam wilayah penelitiannya mana yang bukan.
-
Tindakan peneliti untuk tidak terlalu
memfokuskan perhatian pada peran yang dijalankannya sebagai peneliti.
B.
MEMILIH
SITE
Site atau Setting; diartikan sebagai konteks tempat terjadinya suatu fenomena atau
aktivitas.
C.
MENENTUKAN
STRATEGI UNTUK MASUK KEDALAM SITE
Untuk menentukan strategi masuk kedalam site yang
sudah dipilih ketika peneliti sudah menentukan site yang akan dijadikan
lapangan penelitian, peneliti harus membenagun legitimasi keberadaannya di
lapangan.
Peneliti harus menentukan sebuah strategi yang
tepat, negosiasi dengan gate keepers, serta hubungan personal dengan
masyarakat.
Gate Keepers; adaalh seorang atau sekelompok orang yang memiliki akses terhadap
subjek penelitian.
D.
MENDAPATKAN
AKSES
Pengertian akses tidak terbatas pada kehadiran
peneliti secara fisik, namun juga meliputi izin yang dimiliki peneliti untuk
melakukan penelitian.
E.
MEMBANGUN
RAPPORT
Dilakukan dengan menjalin hubungan baik dengan
masyarakat yang sedang diteliti. Dibangun peneliti dengan membentuk kepribadian
dan kepercayaan, serta empati. Membangun rapport tidak dalam waktu singkat.
F.
MENGUMPULKAN
DATA
Hal yang harus dilakukan oleh peneliti saat
mengumpulkan data :
1.
Membuat catatan hasil pengamatan berdasarkan
observasi yang dilakukan
2.
Membuat catatan atas wawancara yang dilakukan
3.
Mengumpulkan surat-surat yang berkaitan
4.
Membuat dokumentasi berupa gambar
5.
Merekam berbagai suara yang mungkin saja
berpengaruh terhadap analisis data
Bentuk Catatan
Lapangan Peneliti :
1.
Jotted
Notes; catatan yang dibuat ringkas
pada saat wawancara berlangsung
2.
Catatan
Pengamatan Langsung; catatan yang
langusng dibuat peneliti pada saat ia menyelesaikan wawancara
3.
Catatan
Interpretasi Peneliti; interpretasi
peneliti tentang jalannya wawancara dan berbagai kejadian selama wawancara
4.
Catatan
Analitis; analitis mengenai kejadian
yang dialami saat wawancaraatau pengamatan berlangsung
5.
Catatan
Pribadi; tentang kejadian-kejadian
personal dan perasaan yang dialami oleh peneliti pada saat wawancara atau
pengamatan sedang berlangsung
MODUL 7
PENGOLAHAN DATA
Dalam Penelitian Kuantitatif; Kode selalu
berbentuk angka-angka
Dalam Penelitian Kualitatif; Kode bisa
berbentuk angka dan bisa berbentuk kata-kata.
KEGIATAN BELAJAR 1 : MENGOLAH DATA
KUANTITATIF
Sebelum Mengelolah data menggunakan Program
Komputer, ada beberapa langkah-langkah sebagai berikut :
A.
DATA
CODING (PEMBERI KODE TERHADAP DATA)
Peneliti
menyusun secara sistematis data mentah (Jawaban yang ada didalam Kuesioner)
kedalam bentuk yang bisa dibaca oleh Program SPSS (dalam bentuk angka)
Format
Pertanyaan dalam kuesioner diubah menjadi pernyataan.
Kode Huruf
yang ada dalam kategori jawaban diubah kedalam bentuk angk.
Skala Ordinal; Jawaban sangat buruk memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan
jawaban sangat baik.
Setelah
proses invetarisir jawaban responden selelsai kemudian baru diberi kode,
Peneliti menggunakan alat bantu ayng disebut Buku Kode; sebuah buku yang berisi panduan tentang
variabel-variabel yang ada didalm kuesioner.
FORMAT BUKU
KODE :
1.
Nomor
Pertanyaan
2.
Nama
Pertanyaan
3.
Kategori
Jawaban
4.
Nomor
Variabel
5.
Nama
Variabel
6.
Kode
dan arti Kode
B.
DATA
ENTRY
Peneliti
memindahkan data yang telah diubah menjadi kode-kode berupa angka sesuai dengan
yang ada didalam buku Kode, kedalam program SPSS.
C.
DATA
CLEANING
Peneliti
memastikan bahwa data yang sudah di entry kedalam program SPSS merupakan data
yang sebenarnya, Untuk melakukan data cleaning peneliti bisa melihat:
-
Possibele code cleaning; Upaya peneliti untuk membersihkan data dari
berbagai angka yang tidak mungkin ada didalam program.
-
Contingency code cleaning; Upaya peneliti untuk melihat keterkaitan
antara satu variabel dengan variabel lain.
D.
DATA
OUTPUT
Dalam langkah
ini peneliti bisa mengeluarkan hasil olahan data; diyakini data yang ada sudah
benar-benar bersih; Data outpuit disajikan dalam tabel frekuensi, grafik, atau
diagram
Untuk
membuat rencana analisis data, ada beberapa format yang harus dibuat peneliti,
yaitu :
1.
Menjabarkan
Variabel yang akan Dideskripsikan
Peneliti
merencanakan variabel apa saja yang akan disajikan atau dideskripsikan kedalam
laporan.
2.
Pembentukan
Kategori Baru
Peneliti
merencanakan variabel apa saja yang akan dianalisa, yang didasarkan pada
variabel utama yang ada didalam penelitian.
3.
Pembentukan
Variabel Baru
Peneliti
merencanakan Penggabungan variabel-variabel kedalam sebuah variabel utama.
KEGIATAN BELAJAR 2 : MENGOLAH DATA
KUALITATIF
MEMBUAT KODE
UNTUK HASIL PENGAMATAN
Salah satu teknik mengumpulkan data dalam
penelitian kualitatif adalah pengamatan.
1.
Pengamatan
Berstruktur
Kategorisasi
yang akan dibuat didasarkan pada teori tau pengetahuan yang dimiliki oleh
peneliti sebelum ia turun ke lapangan.
2.
Pengamatan
tidak Berstruktur
Kategorisasi
yang akan dibuat didasarkan pada variasi jawaban yang ada di lapangan.
MODUL 8
INTERPRETASI
DATA
Interprestasi data merupakan kegiatan yang
dilakukan peneliti untuk MEMBAHASAKAN DATA yang ada.
Data-data tersedia umumnya dalm bentuk angka-angka,
diartikan atau diterjemahkan oleh peneliti, sehingga orang yang tidak mengerti
statistika tetap dapat memahami data yang ada karena sudah diinterprestasikan.
Analisis Data merupakan usaha peneliti untuk
menarik simpulan dari data yang ada.
Peneliti mencoba mencari keterkaitan antara data
yang ada dengan teori yang digunakan.
Dengan melakukan interprestasi data dan menganalisa
data peneliti sesungguhnya telah melakukan pembuatan laporan penelitian.
KEGIATAN BELAJAR 1 : ANALISIS DATA
KUANTITATIF
A.
ANALISIS
UNIVARIAT
Merupakan Analisis yang dilakukan terhadap
satu variabel; digunakan untuk kepentingan mendeskripsikan data; tidak
ada perbedaan signifikan antara interprestasi terhadap grafik maupun tabel
frekuensi
B.
ANALISIS
BIVARIAT
Merupakan analisis mengenai hubungan antara dua
variabel; bisa menggunakan tabel silang; berbentuk simetris atau asimetris;
dibutuhkan untuk menghitung prosentase.
Prosentase baris; digunakan jika
variabel independen (bebas) diletakkan pada sisi baris.
Prosentase kolom; digunakan jika
variabel independen (bebas) diletakkan pada sisi kolom.
Prosentase total; digunakan jika
hubungan antara dua variabel simetris.
Untuk Hubungan antara variabel yang berskala nominal, bisa digunakan uji
statistik : Lambda, Crammers, contingency coeficient.
Untuk Hubungan antara variabel yang berskala ordinal, bisa digunakan uji
statistik : Sommers’d, Gamma, dan Tau Kendall.
Untuk Hubungan antara variabel yang berskala interval/rasio, bisa digunakan
uji statistik : Pearson.
Ukuran
asosiasi dan korelasi antara lain :
CHI SQUARE; Ukuran asosiasi yang
berusaha untuk menguji hipotesa bahwa antara variabel independen dan dependen
terdapat hubungan yang signifikan.
LAMBDA; Uji Statistik yang
memperhitungkan pengurangan proporsional pada kesalahan (PRE-Proportional
Reduction in Error)
TAU KENDALL; Merupakan ukuran
korelasi non-parametrik yang digunakan untuk variabel berskala ordional
SOMMER’D; digunakan untuk mengukur
kekuatan hubungan berskala ordinal
KOEFISIEN KORELASI SPEARMAN; digunakan
untuk mengukur korelasi abtara dua variabel ordinal
KOEFISIEN KORELASI PRODUCT MOMEN PEARSON; mengukur
kekuatan hubungan linear antara data berskala interval/rasio.
REGRESI LINEAR; untuk menguji apakah
ada hubungan antara sebuah variabel dengan satu atau beberapa variabel
independen.
C.
ANALISIS
MULTIVARIAT
Merupakan analisis yang melihat pola hubungan lebih
dua variabel; pola hubungan terdiri dari variabel
independen, variabel dependen, dan variabel kontrol.
Selain menggunakan tabel miltivariat hubungan bisa
menggunakan pola elaborasi.
Lima Bentuk
elaborasi :
1.
REPLIKASI
Jika hubungan
multivariat sama dengan hubungan bivariat.
2.
SPESIFIKASI
Jika hubungan
multivariat hanya menunjukan pada salah satu kategori, atau hubungan bivariat
menjadi lebih spesifik didalam salah satu kategori variabel kontrol yang
digunakan.
3.
INTERPRETASI
Jika hubungan
bivariat menjadi semakin lemah atau hilang pada hasil elaborasi.Kondisi ini
berlaku jia variabel kontrol merupakan variabel antara.
4.
EKSPLANASI
Jika hubungan
bivariat menjadi semakin lemah atau hilang pada hasil elaborasi. Kondisi ini
berlaku jia variabel kontrol merupakan variabel antesedent.
5.
SUPPRESOR
Jika tidak
terliohat adanya hubungan didalam analisabivariat, namun ketika dielaborasi,
terlihat adanya hubungan antara kedua variabel.
KEGIATAN BELAJAR 2 : ANALISIS DATA
KUALITATIF
Penelitian Kualitatif menempatkan data sebagai
titik sentral didalam penelitian; mengandalkan pada dinamika dan variasi data;
menyediakan banyak kesempatan untuk melakukan revisi dalam setiap tahapan yang
dilalui; memiliki pola cyclical (berulang).
MODUL 9
PENYUSUNAN
LAPORAN
Laporan penelitian merupakan langkah yang sangat
penting karena dengan laporan itu syarat keterbukaan ilmu pengetahuan dan
penelitian dapat dipenuhi.
KEGIATAN BELAJAR 1 : FUNGSI DAN JENIS
LAPORAN PENELITIAN
FUNGSI
LAPORAN PENELITIAN
Fungsi utama Laporan penelitian adalah sebagai
media atau dokumen komunikasi antara peneliti dengan masyarakat dan ilmuwan
yang ditargetkan dengan penelitian tersebut.
JENIS-JENIS
LAPORAN PENELITIAN
1.
BERDASARKAN
TUJUAN
Dikelompokan empat jenis laporan :
a.
Ditulis untuk memenuhi persyaratan penyelesaian
studi (skripsi, tesis, disertasi)
b.
Ditulis untuk keperluan perlombaan (lomba karya
ilmiah)
c.
Penelitian Pesanan (Penelitian dipesan oleh
lembaga atau institusi tertentu)
d.
Dibuat oleh peneliti yang melakukan penelitian
rutin
2.
BERDASARKAN
PANJANG LAPORAN
Dikelompokan kedalam dua jenis :
a.
Laporan Lengkap; ditulis lengkap dan biasanya
tebal
b.
Laporan Eksekutif; Laporan singkat untuk
disampaikan kepada pengambil keputusan yang terbatas waktu membaca secara
lengkap; mengandung butir-butir penting perlu diketahui
3.
BERDAARKAN
TARGET PEMBACA
a.
Laporan bersifat akademik; untuk kalangan
akademisi , banyak mengandung istilah profesi dan terminologi
b.
Laporan bersifat Popular; untuk kalangan umum.
KEGIATAN BELAJAR 2 : SISTEMATIKA PENULISAN
LAPORAN PENELITIAN
Terdiri dari Bagian
Muka dan Bagian Isi
BAGIAN MUKA
-
Halaman Judul
-
Halaman Pengesahan
-
Abstrak
-
Kata Pengantar
-
Daftar Isi
-
Daftar Tabel (jika ada)
-
Daftar Gambar (jika ada)
BAGIAN ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
B.
Perumusan
Masalah
C.
Tujuan
Penelitian
D.
Manfaat
Penelitian
BAB II TELAAH
KEPUSTAKAAN
Adalah nagian tentang perumusan Hipotesa.
Telaah Kepustakaan ada
yang menuliskannya dengan Landasan Teori atau Dasar Teori.
BAB III METODOLOGI
A.
Desain
Penelitian
B.
Populasi
dan Sampel
C.
Pengumpulan
Data
D.
Analisis
Data
BAB IV HASIL atau TEMUAN
BAB V PEMBAHASAN,
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (jika ada)